INDRAGIRI HILIR, PULAU BURUNG – Di usianya yang sudah tidak muda lagi, Bambang Irawan (52) mulai berpikir akan nasib Sekolah Dasar Negeri (SDN) 006 Desa Sungai Danai, Kecamatan Pulau Burung yang di pimpinnya saat ini.
Bambang berpikir siapakah nantinya yang akan memperhatikan nasib sekolah bila kelak dirinya sudah tidak sanggup lagi mengajar dan mengurus sekolah, mengingat usianya yang kian senja.
Apa yang menjadi kegalauan dan kegundahan Bambang ini, merupakan akibat dari kurangnya tenaga pengajar (guru) di SDN 006 Desa Sungai Danai, Kecamatan Pulau Burung, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau.
Bambang yang saat ini menjabat Kepala Sekolah di sekolah tersebut, ternyata juga harus merangkap jabatan sebagai seorang wali kelas untuk kelas 1 sampai 6, seorang Tata usaha dan seorang guru olahraga.
Kondisi ini ternyata sudah terjadi sejak 4 tahun yang lalu, tepatnya sejak tahun 2014 sampai hari ini Bambang harus mengurus sekolah sendirian.
Tidak ada yang membantu, dalam kurun waktu tersebut Bambang mengerjakan semua sendirian, mulai dari mengajar enam kelas dalam satu hari, membuat soal ujian, periksa hasil ujian, isi rapor anak-anak, bahkan saat ini Bambang yang sedang mempersiapkan akreditasi sekolah juga harus melakukannya sendirian.
Kondisi Bambang dan SDN 006 Sungai Danai ini diungkapkan oleh Muhammad Ainun Najib (27), Seorang Warga Desa Teluk Nibung, Kecamatan Pulau Burung yang bertemu langsung dengan Bambang di SDN 006 Sungai Danai saat bertugas mendata Penerima Program Keluarga Harapan (PKH) Kementrian Sosial (Kemensos) di Desa tersebut belum lama ini.
Pria yang juga Petugas Pendamping PKH Kemensos ini, mengaku baru mengetahui kondisi yang dialami Bambang, meskipun setelah sekian lama tinggal bersebelahan dan hanya membutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk sampai di Desa tempat berdirinya SDN 006 Desa Sungai Danai, Kecamatan Pulau Burung.
Muhammad Ainun Najib menuturkan, jika Bambang mengaku mulai bingung dan merasa sudah tidak sanggup lagi dengan kondisi yang dihadapinya, mengingat faktor usianya.
“Saya juga masih belum tau bagaimana caranya pak Bambang melakukan semua pekerjaan itu sendiri. Apalagi akreditasi, bagi para pengajar pasti tau bagaimana ribetnya proses akreditasi. Kadang kelas harus diliburkan karena ada laporan yang harus beliau antarkan ke pihak terkait,” ujar pria yang akrab disapa najib ini, kepada Tribun Pekanbaru, Minggu (27/5/2018).
Untuk meringankan bebannya, menurut Najib Bambang selaku kepala sekolah Sudah beberapa kali melakukan perekrutan untuk guru honorer, tetapi sangat disayangkan karena sama sekali tidak ada yang mau mendaftar.
“Dengan beban kerja yang berat tentu pak bambang sangat merasa kewalahan, beberapa kali sempat ingin menyerah. Namun, sang istri selalu memberikan semangat agar beliau tidak menyerah begitu saja,” Jelas Najib mengisahkan.
Bahkan untuk mengurangi bebannya, dikatakan Najib lagi, Bambang pun mengusulkan penerimaan murid di SDN 006 dilakukan 2 tahun sekali agar beban murid berkurang.
“Biar bebar murid tidak nambah terus, karena saat ini pak bambang kewalahan. Guru tidak ada tapi murid setiap tahun masuk terus,” tukas Najib.
Menurut Najib, saat ini yang diharapkan Bambang adalah solusi untuk sekolahnya tersebut, karena Bambang mengaku sudah tidak kuat lagi melaksanakan semuanya sendiri di usianya yang sudah beranjak memasuki tahap pensiun.
“Ditengah kondisinya ini, selalu terbesit pertanyaan sampai kapan Pak Bambang harus melakukannya sendiri, sementara dirinya tidak muda lagi dan butuh bantuan untuk mendidik anak – anak,” ujar Najib.
Oleh karena itu, sebagai seorang masyarakat setempat dan mewakili Bambang, Najib meminta Pemerintah Daerah dan pihak – pihak terkait untuk memberikan solusi dan perhatian atas permasalahan ini.
“Sudah hampir 4 tahun kondisi ini luput dari pemerintah Daerah. Kami berharap ada bantuan guru secepatnya untuk SDN 006 ini,” pungkasnya.
SDN 006 Desa Sungai Danai, Kecamatan Pulau Burung, Kabupaten Inhil, saat ini memiliki 2 gedung, yaitu gedung baru yang dibangun pada tahun 2002 dan gedung lama Gedung lama yang saat ini masih digunakan untuk ruang perpustakaan, ruang UKS dan ruang ibadah.
Sementara itu, lokasi sekolah memang bisa dibilang terpencil dan jauh dari Ibu Kota Kabupaten Inhil yaitu Tembilahan.
Berada di wilayah paling utara Kabupaten Inhil, geografis Kecamatan ini sudah berbatasan langsung dengan laut cina selatan dan berada di pesisir timur pulau Sumatera, sehingga menjadikannya sebagai pintu gerbang Riau bagian Selatan yang berhadapan langsung dengan Provinsi Kepulauan Riau (Kabupaten Karimun dan Kota Batam).
Untuk sampai ke Pulau Burung, bisa ditempuh dengan waktu perjalanan sekitar 4 sampai 5 jam menggunakan speed boat dari Tembilahan.(dow)
source : www.harianvokal.com
Post a Comment