SIAK, MEMPURA - Hasil kajian tata kelola gambut jadi acuan untuk pengelolaan Tanah Objek Reforma Agraria (TORA). Seluas 4.000 Ha Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) di kabupaten Siak rata-rata berlahan gambut. Meski sudah ada pemilik sesuai pembagian negara, namun pengelolaannya masih dalam kajian Pemkab Siak dan Badan Restorasi Gambut (BRG).
Pemkab Siak bersama BRG sedang mepersiapkan inovasi pengelolaan lahan tersebht. Rencananya berbasis aerohydrologi pada lahan program TORA di Kabupaten Siak. Rabu (13/2/2019) Pemkab Siak bersama BRG melaksanakan kegiatan forum diskusi Riset Pengelolaan Kesatuan Hydrologi.
Untuk Optimalisasi Pengembangan Komoditas Ramah Gambut pada lahan program TORA, di Hotel Grand Mempura, Siak. Hasil riset tersebut bakal menjadi acuan untuk pengelolaan lahan bergambut.
Deputi IV Badan Restorasi Gambut Dr. Haris Gunawan menyebut rapat riset tersebut sebagai bagian dari upaya sosialisasi dan koordinasi terkait program Desa Peduli Gambut. Kemudian membahas sejumlah agenda BRG lainnya sesuai kepentingan strategis daerah dan desa sasaran.
"BRG merupakan lembaga yang ditugaskan untuk memulihkan gambut dengan merangkul semua pihak agar bisa dikelola dengan melibatkan para ilmuan. Tantangan kita kedepan adalah menemukan inovasi dan terobosan yang sesuai dengan kebutuhan dan semangat daerah dalam pengelolaan gambut di Siak" kata Haris Gunawan.
Pihaknya semangat melaksanakan riset dengan harapan hasilnya dapat menjadi terapan di Siak, sehingga lahan TORA yang akan dinikmati warga tidak merusak ekosistem gambut, namun tetap memberikan hasil kepada warga.
Wakil Bupati Siak Alfedri menyebut kabupaten Siak menjadi salah satu daerah yang menjadi target program restorasi gambut BRG. Karena Siak memiliki kawasan gambut yang cukup luas. Untuk itu kajian-kajian yang dilakukan dapat diimplementasikan menjadi suatu kebijakan yang tepat kelola dan manfaatnya dapat dirasakan masyarakat.
"Harapan kami hasil kajian selama 3 bulan ini dapat dijadikan acuan yang dalam menetapkan langkah strategis terhadap budidaya komoditas ramah gambut, yang menghasilkan peningkatan ekonomi masyarakat," kata Alfedri.
Pada diskusi tersebut juga hadir Tim Ahli Riset Hydrologi dan Pemetaan, Prof Indratmo, Dr. Sigit, Dr. Budi, Dr. Prayoto serta dari Tim Riset Komoditas Dr. Nurul Qomar, dan Ir. Bastoni, BPTP Riau dan Tim Riset Keekonomian, serta pejabat Asisten Pemerintahan dan Kesra L. Budhi Yuwono. (dow)
source : berita siak
Post a Comment