RIAU, PEKANBARU - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, sepertinya sudah malas berkomentar banyak tentang hasil evaluasi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau.

Dia berencana akan melakukan pemanggilan setiap pimpinan Satuan Kerja (Satker) satu per satu. "Ya kita lihatlah hasilnya minggu ini. Kalau tidak juga, tunggu sajalah tanggal mainnya," kata dia.

 http://www.riaucitizen.com/search/label/Berita%20Riau
Rasa jengkel Andi Rachman bukan tanpa alasan. Niatnya untuk menggesa realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Riau di awal tahun lalu ternyata gagal mencapai target, karena ulah SKPD yang selalu bekerja dengan kebiasaan buruknya.

Bahkan, sebelumnya dia juga sempat mengutarakan, kalau kinerja bawahannya masih melakukan pola-pola lama. "Tinggal terima beres saja," tambahnya.

Rencana melakukan evaluasi sempat beberapa kali dilakukan. Dia masih enggan mengutarakan 6 SKPD yang mendapat catatan lapor merah dalam mejalankan kinerjanya. Dia mengakui langkah yang sudah dilakukan, mulai dari evaluasi bersama, hingga memanggil satu-persatu kepala dinas terkait.

Tapi tetap saja, menjelang memasuki pertengahan bulan, belum ada pergerakan signifikan terhadap jalannya realisasi APBD. Dia mengakui, pertemuan tatap muka dengan SKPD itu berlangsung pada Jumat kemarin, bahkan berlangsung hingga malam hari. Hal itu dilakukan dalam tahap supaya terus mendorong realisasi APBD bisa tercapai maksimal

Andi Rachman bahkan mengancam SKPD yang sudah menjadi catatannya, akan dimbil tindakan jika juga tidak berubah dalam melakukan pencapaian realisasi. Hingga saat ini, realisasi APBD masih sangat sedikit, lebih kurang 14 persen dari total APBD Riau yakni, Rp10,5 triliun.

Tidak hanya Andi Rachman yang mengaku jengkel dengan kinerja SKPD yang dianggap belum berubah dari kebiasaan tahun-tahun sebelumnya. Jauh sebelum ini, Kepala Bank Indonesia (BI) Ismet Inono juga memproyeksikan hal tersebut. Harusnya, rentang waktu berjalannya triwulan ke II realisasi anggaran pemerintah itu sudah mencapai 40 persen lebih.

Ekonom Riau, Ermansyah SE MM, juga pernah menuturkan bahwa percepatan realisasi anggaran itu sangat menentukan geliat pertumbuhan ekonomi Riau, yang pada tahun sebelumnya sempat terpuruk. Kondisi seperti itu harusnya sudah menjadi catatan penting bagi Pemerintah Provinsi Riau untuk bisa melakukan realisasi terhadap kinerja SKPD.

BI sendiri mencatat realisasi APBD masuk dalam 3 indikator besar untuk menumbuhkan geliat perekonomian Riau, selain Industri dan Migas. Anjloknya ekonomi Riau pada tahun 2015 lalu, sungguh memberi dampak terhadap banyak sektor yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.

"Tapi untuk saat ini, sudah mulai terlihat pergerakan positif itu. Kami yakin masih ada kesempatan jika pemerintah terus melakukan realisasi anggaran, akan memberikan sumbangsih besar terhadap pergerakan ekonomi Riau ditahun ini," kata Ismet Inono.(dow/mel)

Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, sepertinya sudah malas berkomentar banyak tentang hasil evaluasi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau. Dia berencana akan melakukan pemanggilan setiap pimpinan Satuan Kerja (Satker) satu per satu. "Ya kita lihatlah hasilnya minggu ini. Kalau tidak juga, tunggu sajalah tanggal mainnya," kata dia. Rasa jengkel Andi Rachman bukan tanpa alasan. Niatnya untuk menggesa realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Riau di awal tahun lalu ternyata gagal mencapai target, karena ulah SKPD yang selalu bekerja dengan kebiasaan buruknya.

Post a Comment

Powered by Blogger.