BERITA RIAU, SIAK - Lahan masyarakat  di Mungkal kecamatan Sungai Apit menjadi kawasan paling luas dan sulit air saat mengalami kebakaran lahan. Kawasan gambut dan salah satu daerah terisolasir membuat satgas pemadam kebakaran, masyarakat serta kepolisian kesulitan dalam melakukan pendingian di lahan yang terbakar hingga 10 Hektar.

http://www.riaucitizen.com/search/label/Berita%20Siak
Hal ini lah yang membuat tim damkar kesulitan untuk mencari sumber air. "Di mungkal ada sekitar 10 hektar lahan yang terbakar, disana termasuk daeraj terisolir dan susah mendapatkan air,"ujar
Irawan Priatna selaku kepala BPBD Siak kepada media.

Selain  Mungkal, kecamatan Mempura tepatnya di tabak rejo juga telah terbakar lahan warga seluas 5 hektar, hal ini tampak ketika Syamsuar ditemani Fauzi Azni Asisten 1, pihak kepolisian, TNI, anggota DPRD Siak Sujarwo, sejumlah tim pemadam kebakaran dan kru bertuahpos meninjau dan ikut memadamkan lokasi kebakaran lahan.

Pantauan dilapangan, akses jalan cukup jauh hingga ketitik api membuat mobil hanya bisa masuk disetengah jalan sehingga untuk masuk kelokasi ditempuh dengan berjalan kaki.

Dalam hal terpantaunya penambahan titik api diwilayah Siak, Syamsuar menjelaskan tidak ada penambahan titik api, hanya saja titik panas yang terjadi di kawasan bekas lahan terbuka ini terbakar ini yang menyebabkan penguapan sehingga lahan gambut itu mengeluarkan titik panas api di lahan seluas 5 hektar dikawasan Tabak Rejo kecamatan Mempura,"lahan ini sebelumnya sudah dilakukan pendinginan, namun kemarau dan Dari titik hostpost Siak Titik panas yang terpantau,"ungkapnya.

Untuk titik api yang ada di wilayah Siak hingga Jumat kemarin hanya memiliki 5 titik api, diantaranya terdapat di Mempura Tabak Rejo, Dayun kilometer 3, Merempan Hulu, Sungai Apit Mungkal, Penyengat,dan Benteng Bekulo.

"Untuk disiak kita terdapat 5 titik api saja, dan luas lahan paling banyak terbakar itu di mungkal sebab disana sulit untuk mendapatkan air,"sebutnya.

Kendati demikian pemerintah kabupaten siak telah menyiapkan beberapa langkah untuk menghadapi kebakaran hutan diantaranya telah Menyiapkan Kanal bloking,  satgas, mpa (masyarakat peduli api), gotong royong bersama masyarakat  dan perusahaan untuk tidak membakar lahan.

"Pemerintah Kabupaten siak saat ini telah membuat langkah-langkah dalam menghadapi karhutla dengan menyiapkan pembuatan kanal bloking, bekerja sama satgas, masyarakat peduli api, gotong royong bersama masyarakat  dan perusahaan untuk tidak membakar lahan,"sebutnya.

Dalam hal ini juga Jika ada kebakaran segera lakukan gotong royong bersama dan Setiap malam rapat evaluasi untuk api-api yang mulai membakar lahan.

Dia juga menambahkan dipemusim kemarau seperti ini kabupaten siak belum menetapkan sebagai status darurat dalam hal pembakaran hutan. "Saat ini masih bisa di atasi, untuk itu siak belum menetapkan siaga darurat, jika rasa sudah terlalu berat akan menetapkan siaga darurat baru tanggap darurat," jelasnya.

Untuk kasus kebakaran lahan hutan di kawasan Mungkal yang mencapai 10 hektar dan didayun pihak kepolisian telah menetapkan dan menangkap tersangkanya serta sudah diamankan oleh pihak kepolisian,

"Kasus pembakaran dimungkal tersangka sudah di amankan oleh pihak kepolisian dan pelakunya ada 5 orang ini bukan orang siak, untuk didayun juga sudah tertangkap, sedangkan di tabak rejo ini sedang dalam proses penyelidikan," tungkasnya.

Disisi lain Salimin 49 tahun, salah seorang anggota tim pemadam api di sana juga bercerita, mereka ada tiga tim. Satu tim beranggotakan 20 orang. Ada dari BPBD, Manggala Agni, Masyarakat Peduli Api dan Forum Masyarakat Gotong Royong Padamkan api. “Ada sekitar 5 hektar lahan yang terbakar di sini (tabak rejo). Lantaran gambutnya sekitar 3 meter, jadi lumayan sulit memadamkan,” katanya.(dow/bel)


Lahan masyarakat di Mungkal kecamatan Sungai Apit menjadi kawasan paling luas dan sulit air saat mengalami kebakaran lahan. Kawasan gambut dan salah satu daerah terisolasir membuat satgas pemadam kebakaran, masyarakat serta kepolisian kesulitan dalam melakukan pendingian di lahan yang terbakar hingga 10 Hektar.

Post a Comment

Powered by Blogger.