BERITA RIAU, KUANTAN SINGINGI - Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi mahasiswa Peduli Riau (Ampera) meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusut dugaan korupsi di Kuansing. Terutama dugaan suap yang dilakukan Indra Putra pada Pilkada Kuansing Tahun 2011.

 http://www.riaucitizen.com/search/label/Berita%20Kuansing
Dimana dalam orasinya, koordinator lapangan Arief Cahyadi memaparkan sejumlah dugaan penyelewengan anggaran, di antaranya; dugaan korupsi proyek 3 Pilar Kuansing pada APBD Kuansing 2014 (Pasar Berbasis Modern Rp44 miliar, pembangunan hotel mewah Kuansing Rp47 miliar, pembangunan UNIKS Rp51 miliar).

"Dugaan penyalahgunaan APBD 2015, dugaan korupsi dan mark up proyek pengadaan Perpustakaan Multimedia terintegrasi barcode sistem SMA/SMK Rp3,2 miliar, dab dugaan suap pengesehan APBD Tahun 2016 karena tidak sesuai dengan prosedur," kata Arief di depan Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Selasa (12/1/16).

Bukan hanya itu saja, Arief juga memaparkan dugaan korupsi lainnya. Seperti, Mark up proyek pengadaan alat kesehatan pada APBD 2015. Dugaan program fiktif Rp2 miliar pada Bappeda Kuansing 2015.


"Meminta KPK menindaklajuti dan mengusut tuntas kasus penyuapan Akil Mukhtar yg dilakukan Indra Putra guna pemenangan Pilkada Tahun 2011 di Kuansing.

Arif menambahkan, saat menyerahkan pernyataan sikap serta beberapa data ke KPK juga menanyakan sejauh mana progres laporan-laporan terdahulu yg telah dilaporkan.


"Jangan sampai masyarakat Riau khususnya Kuansing kecewa dengan KPK. Apalagi KPK baru harus menunjukkan kinerja demi rasa keadilan dan negara terbebas dari korupsi yang selaras dengan revolusi mental yg menjadi jargon pemerintahan saat ini," jelasnya.(dow/rit)

Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi mahasiswa Peduli Riau (Ampera) meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusut dugaan korupsi di Kuansing. Terutama dugaan suap yang dilakukan Indra Putra pada Pilkada Kuansing Tahun 2011.

Post a Comment

Powered by Blogger.