BERITA RIAU, KUANTAN SINGINGI - Ketua LSM Suluh Kuansing Nerdi Wantomes SH menilai kinerja KPK untuk mengungkapkan sejumlah kasus dugaan korupsi di Kuansing melempem. Bahkan Nerdi menyebutkan, KPK layaknya seperti tak "bertaring" untuk mengungkapkan kasus tersebut. Padahal sudah banyak laporan dugaan korupsi yang disampaikan ke komisi anti rasuah tersebut.

http://www.riaucitizen.com/search/label/Berita%20Kuansing
"Kalau untuk mengungkapkan kasus korupsi di Kuansing sepertinya KPK tak bertaji," tutur Nerdi.

Nerdi mengatakan, ada sejumlah proyek besar bernilai ratusan miliar rupiah yang terindikasi telah terjadi penyelewengan. Dan dugaan tersebut telah pihaknya ke KPK pada 1 Juni 2015 lalu. Dimana kasus ini merupakan tiga proyek raksasa yang terdapat kejanggalan base kerja sesuai rencana awal, hingga saat ini belum selesai pengerjaannya.

Selain kepada KPK, pihaknya juga telah melaporkan dugaan korupsi tersebut kepada Bareskrim Polri dan Kejaksaan Agung (Kejagung) Republik Indonesia. Namun, hingga kini, belum ada tindak lanjut dari tiga lembaga penegak hukum tersebut atas laporan yang disampaikan pihaknya.

“Kami minta KPK, Bareskrim Polri dan Kejagung RI untuk segera menindaklanjuti laporan ini,” harap Nerdi.

Dikatakan Nerdi, dirinya secara langsung telah melaporkan dugaan pemborosan APBD Kuansing yang diakibatkan tiga proyek "Mercusuar" itu. Diantaranya proyek Pasar Tradisional Berbasis Modern, proyek Hotel Kuansing, dan Proyek pembangunan Universitas Islam Kuantan Singingi (UNIKS).

Anggaran yang telah dihabiskan, untuk pembangunan Pasar Tradisional Berbasis Modern kata dia, sebanyak Rp 45 Milyar lebih. Dan hingga saat ini proyek tersebut terbengkalai Kendatipun masa pengerjaannya sudah habis.

"Proyek ini pun dikerjakan oleh PT Gunakarya Nusantara. Padahal PT Gunakarya Nusntara ini terdaftar sebagai satu perusahaan hitam. Di kabupaten lain, perusahaan ini sudah dicoret, tapi di Kuansing perusahaan ini sebagai pemenang," tegas Nerdi.

Selanjutnya, pembangunan UNIKS juga telah menghabiskan anggaran APBD Kuansing sebesar Rp 51 Milyar lebih. Sedangkan pembangunan Hotel mewah senilai Rp 47 Milyar lebih.

Dijelaskan Nerdi, pembangunan hotel ini juga ditenggarai telah menyalahi Detail Engineering Design (DED). Sejatinya hotel ini dibangun untuk pariwisata, dan setidaknya untuk wisatawan. Sementara hotel ini justru dibangun di dekat area pusat Pemerintahan Kuansing.

Selain itu pembangunan universitas juga berbeda dengan maket yang ada. "Ada sejumlah gedung yang seharusnya dibangun, tapi tidak dibangun,” ungkapnya.

Kejanggalan yang lebih mendasar kata Nerdi, yaitu tentang pelaksanaan pengerjaan ketiga proyek tersebut yang telah melebihi batas waktu.

"Dimana pada rencana awal, pembangunan tiga proyek raksasa tersebut menggunakan sistem tahun tunggal yang berasal dari APBD Kuansing tahun 2014 lalu. Namun hingga saat ini, ketiga proyek raksasa itu belum kunjung rampung. Ironisnya, pada tahun 2015 ini masih mendapat suntikan dana dari APBD Kuansing," terangnya lagi.

Dibeberkannya, masing-masing untuk pembangunan Pasar Tradisional Berbasis Modern mendapat tambahan dana sebesar Rp 5 Milyar. Kemudian untuk Hotel Rp 8 Milyar, sedangkan UNIKS mendapat porsi lebih besar yakni Rp 23 Milyar. Sementara ketiga proyek itu hingga saat ini tidak selesai.(dow/rit)

Ketua LSM Suluh Kuansing Nerdi Wantomes SH menilai kinerja KPK untuk mengungkapkan sejumlah kasus dugaan korupsi di Kuansing melempem. Bahkan Nerdi menyebutkan, KPK layaknya seperti tak "bertaring" untuk mengungkapkan kasus tersebut. Padahal sudah banyak laporan dugaan korupsi yang disampaikan ke komisi anti rasuah tersebut.

Post a Comment

Powered by Blogger.