BERITA RIAU, SIAK - Sepinya pengunjung yang datang ke stand-stand pedagang dari berbagai daerah yang membuka pameran di acara MTQ Siak, banyak dikeluhkan. Para pedagang yang buka lapak ditempat yang telah disediakan oleh Dinas Pasar Kab Siak ini juga mengeluhkan banyaknya pungutan yang diambil dari mereka.

"Sepi mbak, mana pungutannya banyak. Uang lampulah, uang sampah Rp. 10 ribu tiap hari, uang keamanan dan pungutan untuk pemuda-pemuda sini, "ungkap Yogi, pedagang jilbab kepada salah satu wanita yang membeli jilbab ditempat dagangannya, Rabu (18/11/2015) malam.

Dari informasi yang di dapatkan, Yogi yang merupakan salah satu pedagang asal Perawang, membayar sewa lapaknya yang ukuran kecil dengan biaya Rp. 250 ribu. Biaya yang cukup murah, sesuai tempat dan ukuran yang dia gunakan. Namun, akibat sepinya pengunjung dan ditambahnya banyak pungutan yang harus di keluarkan, Yogi merasa tidak bisa mendapatkan untung.

Hal senada juga dirasakan Andre, pedagang tas dari Bukit Tinggi Sumatra Barat (Sumbar). Menurutnya, tempat mereka berdagang sepi pengunjung. Saat ditanya terkaitnya sepi pengunjung, diapun tidak mengetahui. "Gak tau mbak kenapa sepi. Biasanya acara-acara besar seperti ini ramai pengunjungnya, "ungkapnya.

Selain itu, Andre juga menyewa tempat kepada panitia dengan biaya Rp. 1,6 juta untuk satu tenda buat lapak dagangannya sendiri.

Saat hujan tiba, tidak sedikit dari para pedagang juga mengeluhkan tempat dagangan mereka sering terkena banjir dan becek.

"Sepi, apa lagi hujan tiba. Sering banjir dan becek disini kalo hujan. Otomatis pengunjung gak berminat untuk melihat dagangan kita, "tukas Andre.

Kekecewaan seperti inilah yang kerap dirasakan para pedagang selama buka lapak dagangan mereka di acara MTQ yang diadakan di Kab Siak.(dow/btp)

Sepinya pengunjung yang datang ke stand-stand pedagang dari berbagai daerah yang membuka pameran di acara MTQ Siak, banyak dikeluhkan. Para pedagang yang buka lapak ditempat yang telah disediakan oleh Dinas Pasar Kab Siak ini juga mengeluhkan banyaknya pungutan yang diambil dari mereka. "Sepi mbak, mana pungutannya banyak. Uang lampulah, uang sampah Rp. 10 ribu tiap hari, uang keamanan dan pungutan untuk pemuda-pemuda sini, "ungkap Yogi, pedagang jilbab kepada salah satu wanita yang membeli jilbab ditempat dagangannya, Rabu (18/11/2015) malam.

Post a Comment

Powered by Blogger.