RIAU, PEKANBARU - Pengamat Kebijakan Publik Saiman Pakpahan menyebut Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari) memalukan. Itu setelah beredar kabar, organisasi yang selama ini kritis terhadap lingkungan itu menerima sejumlah aliran dana dari Yayasan Belantara. Dimana Yayasan tersebut, memiliki sponsor utama sebuah perusahaan yang kerap di kritisi oleh Jikalahari. 

"Kalau mau dilihat kasus per kasus ya. Memberikan bantuan kemudian ada program yang dilakukan itu keliatan nya baik. Tapi kita harus melihat masalah ini secara utuh. Patut dipersoalkan kenapa Jikalahari bisa diberi bantuan,"ungkapnya Selasa (4/4/18). 

Menurut dia, jika memang benar Jikalahari menerima bantuan berupa dana dari Yayasan Belantara, maka hal itu tidak hanya memalukan. Tetapi juga merusak ideologis Jikalahari yang selama ini konsisten berada pada barisan masyarakat.  

"karena selama ini Jikalahari selalu menentang kebijakan Pemerintah dan pemodal soal perusakan lingkungan. Saya pernah intens dan dekat dengan teman Jikalahari dan aktifis lingkungan dulu. Jika memang Jikalahari adalah orang yang kritis, maka menurut saya dia tidak akan menutup mata atas sumber uang dari Yayasan itu,"tandasnya.

Ia hanya bisa berharap agar Jikalahari tetap konsisten dalam menyuarakan kebenaran. Jangan sampai kepercayaan masyarakat Riau luntur. Karena akan sangat susah jika sebuah organisasi telah menerima uang dari perusahaan yang memiliki kepentingan pada lingkungan.

"Tidak hanya memalukan tapi memang ideologinya hancur lebur disitu. Ideologi tentang konsistensi lembaga itu. Apakah masih tetap bersama dengan rakyat. Siapapun lembaga yang mengeluarkan bantuan mereka tetap harus kritis untuk tetap bersama rakyat,"tegasnya.

Sementara itu Dewan Pertimbangan dan Kode Etik (DPK) Jikalahari Usman membenarkan kabar tersebut. Namun ia mengaku tidak bisa menjelaskan lebih rinci perihal dana yang diterima Jikalahari dari Yayasan Belantara. Hanya saja, Usman mengakui bahwa DPK Jikalahari telah mengeluarkan larangan untuk menerima dana dari Yayasan Belantara.  

"Ya memang salah satu rekomendasi DPK adalah melarang untuk menerima uang itu. Tapi saya ga bisa menjelaskan lebih lanjut. Karena ini merupakan masalah internal yang harus di selesaikan dahulu oleh internal. Nanti setelah pembahasan internal selesai mungkin bisa dijelaskan lebih lanjut,"tuntasnya. 

Disisi lain Manager Yayasan Belantara Aiden Yusri membenarkan bahwa pihaknya telah memberikan bantuan berupa dana kepada anggota lembaga Jikalahari. Saat ditanya berapa besaran uang yang diberikan, Aiden tidak menjawab dengan pasti. Ia hanya memberikan gambaran bahwa untuk program besar dengan rentang waktu kerja 2-3 tahun pihaknya memberikan uang Rp 5 Miliar sampai dengan Rp 6,5 Miliar. 

Saat ditanyakan kembali apakah benar Yayasan Belantara didanai oleh Asia Pulp and Paper (APP) Sinar Mas, Aiden membenarkan."Yang jelas salah satu donor kami itu adalah APP. Dan bukan satu-satunya. Saya rasa founding lainnya seperti itu juga. Sama juga kayak belantara. Memang salah satu sponsor utamanya adalah APP,"ungkapnya.

Lebih jauh dijelaskan Aiden, pihaknya memang memiliki banyak program yang berbasis kepada lingkungan. Seperti proteksi kawasan hutan, restorasi perhutanan sosial dan pemberdayaan masyarakat. Program itulah yang nantinya dijalankan oleh mitra Yayasan. Salahsatunya adalah Jikalahari. Ia memastikan bahwa pemberian bantuan untuk menjalankan program tersebut bukanlah atas keinginan Yayasan. Akan tetapi murni karena pengajuan dari anggota Jikalahari. 

"Kami ini kan membuka peluang pendanaan kepada lembaga manapun yang berminat. Program kami itu proteksi kawasan hutan, restosi perhutanan sosial dan pemberdayaan masyarakat. Program ini dilakukan juga oleh kawan lingkungan di Riau,"jelasnya.  

Seperti diketahui, Jikalahari sendiri merupakan sebuah lembaga gabungan dari beberapa organisasi pecinta lingkungan di Riau. Selama ini, Jikalahari memang selalu vokal dengan permasalahan lingkungan. Salah satunya mengenai APP Sinarmas yang kerap menjadi sasarankritik Jikalahari. Hal itu bahkan bisa terlihat pada website resmi Jikalahari di www.jikalahari.or.id. Dimana ada banyak artikel yang berisikan kritik terhadap lingkungan oleh APP Sinarmas.(rls)

RIAU, PEKANBARU - Pengamat Kebijakan Publik Saiman Pakpahan menyebut Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari) memalukan. Itu setelah beredar kabar, organisasi yang selama ini kritis terhadap lingkungan itu menerima sejumlah aliran dana dari Yayasan Belantara. Dimana Yayasan tersebut, memiliki sponsor utama sebuah perusahaan yang kerap di kritisi oleh Jikalahari. "Kalau mau dilihat kasus per kasus ya. Memberikan bantuan kemudian ada program yang dilakukan itu keliatan nya baik. Tapi kita harus melihat masalah ini secara utuh. Patut dipersoalkan kenapa Jikalahari bisa diberi bantuan,"ungkapnya Selasa (4/4/18).

Post a Comment

Powered by Blogger.