RIAU, PEKANBARU- Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Riau H Ahmad Hijazi temui Deputi Perekonomian Bidang Perniagaan dan Industri Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Elen Septiadi. 

Pada kesempatan ini Sekdaprov tak sendiri. Para Sekda se kabupaten kota serta sejumlah pimpinan Organisasi Pimpinan Daerah (OPD) juga ikut mendampingi. 

"Pertemuan ini sebagai bentuk perjuangan bersama Pemprov Riau  dan pemerintah kabupaten kota dalam menggesa pembangunan di Provinsi Riau," kata Hijazi, Senin (26/3/18). 

Diantara hal yang disampaikan terkait dana perimbangan dari pusat yang sebagian masih tunda salur. Pada hal, Pemprov Riau beserta kabupaten kota sangat membutuhkan anggaran yang bersumber dari dana bagi hasil antara pusat dan daerah tersebut. 

Keluh kesah itu disampaikan, mengingat banyaknya sumber-sumber pendapatan yang belum mencapai target. Baik itu dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) termasuk dana transper dari pusat, akibat tunda salur. 

Dalam pertemuan ini dibahas bagaimana percepatan pengembangan ekonomi di Provinsi Riau. Selain itu, dibahas juga soal strategi dalam merebut dana pusat. 

Dalam diskusi ini juga berkembang perlu dibangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Provinsi Riau, kelebihan KEK dapat menarik investasi karena fasilitas KEK akan mendorong pertumbuhan ekonomi secara integrasi. 

"Karena itu, diperlukan kreativitas dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, salah satunya melalui KEK ini," ujar Hijazi.(dow)

Menteri Pariwisata Pakai Tanjak Khas Melayu Rohul di Rekernas di Nusa Dua Bali Menteri Pariwisata RI Arief Yahya memakai Tanjak Unak Serantau, merupakan tanjak khas Melayu Rokan Hulu saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Nusa Dua Bali Riauterkini-PASIRPANGARAIAN- Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya memakai Tanjak Unak Serantau, merupakan tanjak khas Melayu Rokan Hulu (Rohul)‎ saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Nusa Dua Bali pada 22 Maret-23 Maret 2018. Tanjak khas Melayu Rohul dipakai Menpar Arief Yahya diberikan langsung oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Rohul Drs. Yusmar M.Si, yang turut menghadiri Rakernas tersebut. Yusmar mengaku pemberian tanjak kepada pejabat, baik pejabat kabupaten/ kota, provinsi, hingga pejabat pemerintah pusat, merupakan bagian dari sosialisasi dilakukan Disparbud Rohul, upaya mengenalkan‎ tanjak khas Melayu Rohul bernama Unak Serantau. Tanjak juga diberikan kepada seluruh tamu yang datang ke Kabupaten Rohul, atau saat ada pejabat Pemkab Rohul sedang tengah kunjungan kerja ke luar daerah. Pria yang pernah menjabat Kabag Humas Setdakab Rohul menambahkan tak jarang tanjak juga diberikan saat pejabat pemerintah dan organisasi, serta komunitas baik yang datang ke Rohul maupun masyarakat atau pejabat, serta organisasi yang menggelar kunjungan ke luar daerah. "Ini kita lakukan agar tanjak khas Melayu Rokan Hulu mendunia," ungkap Yusmar kepada riauterkinicom, Senin (26/3/2018). Setelah diberikan oleh Kepala Disparbud Rohul, tanjak khas Melayu Rohul langsung dipakai oleh Menpar Arief Yahya. Menpar bahkan mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Rohul karena sudah peduli dengan kebudayaan. "Dengan sampainya tanjak Rokan Hulu di Menteri Pariwisata kita merasa bangga, karena salah satu ciri khas Negeri Seribu Suluk ini dapat kita sosialisasikan dan dikenalkan ke tingkat nasional," kata Yusmar. Saat memberikan tanjak, Yusmar‎ menyampaikan ke Menpar bahwa tanjak merupakan lambang dan simbol pengakuan dari masyarakat Rohul kepada seorang pejabat, bahwa mereka bagian masyarakat Rohul. "Dengan diterimanya tanjak, harapan kita agar Menteri Pariwisata ikut memperhatikan dan selalu ingat dengan Kabupaten Rokan Hulu dalam hal pembagunan, khususnya pembangunan di bidang pariwisata," harap Yusmar. ‎Rohul Sudah Punya GenPI ‎ Saat acara Rakornas di Nusa Dua Bal terungkap bahwa Kabupaten Rohul masuk dalam 29 kabupaten/ kota di Indonesia yang telah mempunya Generasi Pesona Indonesia (GenPI) dari 513 Kabupaten/ kota se-Indonesia. Sementara tingkat provinsi, GenPI baru terbentuk 50 persen se-Indonesia. Yusmar mengatakan di masa akan datang, pengembangan dan promosi pariwisata di seluruh daerah akan dimaksimalkan melalui media sosial atau wisata destinasi digital yang dapat diakses dari mana saja. Penggerak destinasi digital, sambung Yusmar, merupakan para kalangan kelompok sadar wisata atau Pokdarwis dan GenPI, baik GenPI yang dibentuk di Kemenpar, provinsi maupun kabupaten/ kota, sampai ke tengah-tengah masyarakat.‎ "Selain itu bidang pariwisata dikembangkan melalui keterlibatan masyarakat lokal dan partisipasi serta peran aktifnya," tambahnya. Menurut Yusmar, pengembangan pariwisata dengan melibatkan masyarakat lokal dan partisipasi tentunya akan menimbulkan kreativitas dan modifikasi yang menarik. "Hal ini tentunya akan tercipta serta terwujud wisata yang aman, nyaman, bersahabat serta menyenangkan sesuai nilai- nilai lokal yang berlaku di suatu daerah," tandas Yusmar

Post a Comment

Powered by Blogger.