RIAU, PEKANBARU - Jelang akhir tahun 2017, okupansi hotel di Riau mengalami penurunan dibandingkan pada akhir tahun yang lalu. 

Rata-rata okupansi dari 27 hotel yang terdiri dari bintang 2, 3, 4, dan 5 belum maksimal. "Rata-rata okupansi belum maksimal saat ini di angka 62% dari 27 hotel bintang 2, 3, 4 dan 5, yang idealnya yakni harus 70%," ujar Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Riau Ondi Sukmara, Kamis (14/12/2017).

Untuk kuartal IV musim libur natal dan tahun baru ini lebih bagus dari kuartal III, dan kuartal III lebih bagus dari kuartal II,  kendati demikian untuk fungsi kamar belum maksimal. 

Terlebih dengan banyaknya persaingan pasar membuat perhotelan sulit mencari tamu inap. 

"Saat ini semakin banyak segmen, kita cari semakin susah, maka semua hotel melakukan perbaikan, jadi kalau mau bersaing harus lebih baik, lebih nyaman, bagus dan harga bersaing," sebut Ondhi menambahkan. 

Adanya persaingan yang semakin ketat, ini diungkapkan ketua PHRI menjadi sebuah semangat baru, "Persaingan semakin ketat ini kita tidak merasa takut, justru semakin mendapatkan semangat, bagaimanapun juga tidak bisa kita hindari, tetap harus kita perjuangkan untuk hasil yang baik," pungkasnya.(dow)

source : www.beritapekanbaru.com

Jelang akhir tahun 2017, okupansi hotel di Riau mengalami penurunan dibandingkan pada akhir tahun yang lalu. Rata-rata okupansi dari 27 hotel yang terdiri dari bintang 2, 3, 4, dan 5 belum maksimal. "Rata-rata okupansi belum maksimal saat ini di angka 62% dari 27 hotel bintang 2, 3, 4 dan 5, yang idealnya yakni harus 70%," ujar Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Riau Ondi Sukmara, Kamis (14/12/2017).

Post a Comment

Powered by Blogger.