RIAU, PEKANBARU - Komisi D DPRD Riau anggap pihak Perusahaan Listrik Negara (PLN) tidak serius dalam melayani pelanggannya. Salah satu buktinya, selalu melakukan pemadaman dan tidak menemukan solusi konkrit atas persoalan tersebut. 

http://www.riaucitizen.com/search/label/Berita%20Riau
"PLN tak professional dalam mengelola kelistrikan, terutama yang ada di Riau. Pemadaman sering dilakukan, penyakit tahunan yang belum teratasi sampai sekarang," kata Asri Auzar, Sekretaris Komisi D kepada wartawan, Senin (05/09/16). 

Untuk itu menurutnya, penempatan petinggi PLN di Riau perlu dikaji ulang oleh pemerintah dan menempatkan pejabat yang memang mengerti terhadap persoalan listrik di Riau serta punya solusi untuk itu. 

"Harusnya mereka antisipasi, bukan hanya menunggu, lalu mematikan listrik untuk menunggu perbaikan. Mati lampu kadang sudah seperti makan obat, tiga kali sehari, tapi bukannya makin baik, malah masyarakat yang dibuat sengsara,” ungkapnya. 

Sebagai komisi yang membidangi kelistrikan di Riau, pihaknya berkali-kali melakukan hearing dengan manajemen PLN dan alasan manajemen atas pemadaman listrik selalu sama. Hasil hearing pun tidak teralisasi dengan sebaiknya. 

"Jika pergantian menjadi solusi terbaik, maka kita sangat mendukung itu. Jika tidak dilakukan segera, maka persoalan ini tidak akan pernah teratasi di Riau," tutupnya.(ria/leg09)

Komisi D DPRD Riau anggap pihak Perusahaan Listrik Negara (PLN) tidak serius dalam melayani pelanggannya. Salah satu buktinya, selalu melakukan pemadaman dan tidak menemukan solusi konkrit atas persoalan tersebut. "PLN tak professional dalam mengelola kelistrikan, terutama yang ada di Riau. Pemadaman sering dilakukan, penyakit tahunan yang belum teratasi sampai sekarang," kata Asri Auzar, Sekretaris Komisi D kepada wartawan, Senin (05/09/16). Untuk itu menurutnya, penempatan petinggi PLN di Riau perlu dikaji ulang oleh pemerintah dan menempatkan pejabat yang memang mengerti terhadap persoalan listrik di Riau serta punya solusi untuk itu.

Post a Comment

Powered by Blogger.