BERITA RIAU, ROKAN HULU - Dampak anjloknya harga getah karet, membuat ekonomi petani terpuruk. Berbagai upaya dilakukan petani agar mereka tidak ketergantungan dengan hasil panen karet. Begitu juga dilakukan para petani kelapa sawit.
Seperti dilakukan sejumlah petani karet di Desa Rambah Muda, Kecamatan Rambah Hilir, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul). Sejumlah petani di desa ini kini punya usaha alternatif dalam meningkatkan perekonomian keluarganya.
Semisal dilakukan Basir, salah seorang petani di Rambah muda, Kecamatan Rambah Hilir, Rohul. Pria berusia 30-an tahunan ini yang kesehariannya sebagai petani karet, kini memilih usaha budidaya Semut Jepang atau sebutan lain Kumbang Mekah.
Alasan Basir memilih usaha alternatif dengan beternak Semut Jepang, selain perawatan lebih mudah, ternak juga cepat berkembang biak, tidak seperti ternak lain yang memerlukan waktu cukup lama.
Pria ini mengakui sudah sekira tiga bulan lalu menggeluti budidaya Semut Jepang ini. Ia mencoba usaha ternak ini karena harga getah karet terus anjlok. Sementara, kebutuhan keluarga terus meningkat.
Awalnya, Basir membeli bibit Semut Jepang sekira 50 ekor dari pedagang dengan harga Rp 1.000 per ekor. Bermodalkan pengetahuan dari internet cara pengembangbiakan Semut Jepang, dan belajar dari peternak yang sudah lebih dulu menggeluti bisnis ini, dia nekat mencoba bisnis baru tersebut.
"Kalau terus meratapi nasib tak ada habisnya. Makanya saya mencari jalan keluar dengan mencoba berbagai bisnis," jelas Basir, Ahad (31/1/16).
Dari sekira 50 ekor bibit Semut Jepang yang ia beli tiga bulan lalu, diakui Basir, dalam waktu dua bulan ternak semutnya sudah sekira 1.000 ekor. Dalam sehari, Basir mengakui bisa menjual sekira 30 ekor hingga 50 ekor Semut Jepang dengan harga Rp 1.000 per ekor, sama dengan harga sewaktu ia membeli bibit dari pedagang lain.
Usaha serupa juga digeluti oleh Yuni, tetangga satu desa Basir di Desa Rambah Muda. Perempuan ini mengakui menggeluti ternak Semut Jepang karena menjanjikan, dan menambah penghasilan keluarganya.
Yuni mengakui kalau terus berharap dari panen karet, tak cukup untuk menutupi kebutuhan keluarga yang saat ini terus merangkak naik. Dengan panduan Basir, akhirnya Yuni mulai mencintai usaha barunya ini.
"Hitung-hitung hasilnya bisa untuk membeli beras lah," jelas Yuni dan mengakui meski masih pemula, dengan modal 20 ekor Semut Jepang, dalam dua bulan ternaknya sudah sekira 500 ekor.
Yuni mengungkapkan setiap hari Semut Jepang bertelur dan bertelur. Semut jenis ini cepat tumbuh besar, dan bisa dijual ke masyarakat yang memerlukan untuk obat.
Pakan Semut Jepang hanya ragi tape yang mudah dicari dan dijual dimana-mana. Wadah untuk ternak juga tidak membutuhkan lahan luas dan mahal.
"Khasiat Semut Jepang dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Mulai dari kolesterol, darah tinggi, asam urat, diabetes, dan lain-lainya," jelas Yuni dan mengaku tahu khasiatnya dari internet.
Basir dan Yuni mengharapkan Pemerintah Kabupaten Rohul, atau Pemprov Riau bisa memberikan pelatihan ke masyarakat petani tentang cara berbisnis, sehingga mereka tidak bergantung dari hasil kebunnya.
Selain itu, pemerintah juga harus membantu masyarakat petani dalam proses pemasaran hingga ke luar kota atau luar negeri, sehingga ekonomi petani di Provinsi Riau terus meningkat, seperti petani di negara maju.(dow/rit)
Post a Comment