BERITA RIAU, PEKANBARU - Asosiasi Tour and Travel Agent (Asita) Riau mengakui bahwa jika mental yang selama ini terbangun di Dinas Pariwisata dan UKM Riau, tidak segera berubah, maka nasib pariwisata di Riau tidak akan berkembang.

"Maaf ya, sejak dulu terbangun bahwa mental Dinas Pariwisata Riau ini adalah mental Proyek," kata Ketua Asita Riau Ibnu Mas'ud, pada saat media breefing di Kantor Dinas Pariwisata dan UKM Riau, Senin (28/12/2015).

 http://www.riaucitizen.com/search/label/Berita%20Riau
Kadisparekraf Riau, Fahmizal Usman
Dia menyebutkan pasang surut hubungan stakeholder industri yang bergerak di bidang pariwisata dan pemerintah berjalan cukup panjang dan lama. Namun demikian Ibnu menyadari bahwa antara pebisnis dan Pemerintah Riau harus bersinergi.

"Kami ingin Disbupar sekarang harus merubah cara pandang. Untuk urusan regulasi adalah wewenang pemerintah, dan jualan urusan kami," ujarnya.

Menurutnya, tidak bisa dipungkiri bahwa melakukan pengembangan wisata adalah tugas industri, yang juga terlibat dalam melakukan promosi pariwisata. Masalahnya, pelaku industri pariwisata di Riau kewalahan untuk melakukan promosi, jika tidak ada pengembangan pada objek destinasi wisatanya.

Keluhan itu disampaikan langsung oleh Ibnu di hadapan Kepala Dinas Pariwista dan UKM Provinsi Riau, Fahmizal Uman. Menanggapi hal itu, dia mengaku bahwa cara fikir masyarakat Pemerintah Riau belum saling bersinergi pada tahap pengembangan.

"Kedepan kami akan berusaha melakukan perbaikan-perbaikan. Tentunya dengan melakukan koordinasi yang lebih inten lagi dengan pelaku industri wisata di Riau," katanya.

Fahmi juga menyadari bahwa Pemerintah Provinsi Riau tidak akan bisa bekerja sendiri tanpa ada campur tangan masyarakat dan pelaku industri untuk melakukan pengembangan pariwisata di Riau. Hal itu tentunya harus ada persamaan persepsi terlebih dahulu, agar tujuan pengembangan wisata di Riau bisa berkembang.

"Kuncinya memang pada sinergi. Kami menyadari yang dibilang Pak Ibnu, berubahlah. Sekarang kami masih melakukan pembenahan-pembenahan itu. Saya yakin peluang itu ada. Pelaku industri dan bisnis pariwisata di Riau akan maju, jika ada keterlibatan pihak industri," ujarnya.

Namun demikian, menjawab pertanyaan itu, dia menyadari bahwa informasi untuk destinasi wisata di Riau masih belum maksimal. Masyarakat Riau sendiri belum begitu banyak yang tahu, tentang potensi wisata itu. "Orang berfikirnya mau liburan, informasinya belum lengkap, dari pada rugi makanya orang tidak mau, dan memilih keluar daerah," sambungnya. (dow/ber)

Asosiasi Tour and Travel Agent (Asita) Riau mengakui bahwa jika mental yang selama ini terbangun di Dinas Pariwisata dan UKM Riau, tidak segera berubah, maka nasib pariwisata di Riau tidak akan berkembang. "Maaf ya, sejak dulu terbangun bahwa mental Dinas Pariwisata Riau ini adalah mental Proyek," kata Ketua Asita Riau Ibnu Mas'ud, pada saat media breefing di Kantor Dinas Pariwisata dan UKM Riau, Senin (28/12/2015). Dia menyebutkan pasang surut hubungan stakeholder industri yang bergerak di bidang pariwisata dan pemerintah berjalan cukup panjang dan lama. Namun demikian Ibnu menyadari bahwa antara pebisnis dan Pemerintah Riau harus bersinergi.

Post a Comment

Powered by Blogger.