RIAU, PEKANBARU - Usai beberapa tahun berkecimpung di dunia Perbankan, Beni Susanto (40) justru seakan tak berselera mencapai puncak karir. Entah kenapa, Beno--begitu ia disapa--malah mengejar mimpi berikutnya dengan menceburkan diri ke dunia industri jasa keuangan, PT Victory Internasional Futures.

Darisana, Beno mengajak warga Bumi Lancang Kuning, khususnya Kota Bertuah Pekanbaru memperbaiki perekonomian mereka. "Kalau dulu orang bilang human get money. Kalau kekinian alias jaman now, money get money," ungkapnya membuka cerita.

Beni Susanto, (photo doc)
Jika menoleh ke belakang, PT. Victory Internasional Futures hadir di tanah air pada 2003. Perusahaan dengan fokus pada layanan keuangan bagi klien  yang mengharapkan layanan klien secara personal dan luar biasa dengan peralatan dan perangkat lunak perdagangan tak tertandingi.

Dan, medio 2016 PT. Victory Internasional Future resmi menyapa Pekanbaru sebagai kantor cabangnya ke-22. Beno didapuk jadi juru mudi. Bukan tanpa alasan, kenapa perusahaan ini membidik Pekanbaru. Simak saja penuturan Beno. Selain geliat ekonomi yang tiada terbendung di wilayah Sumatera bagian Tengah, juga sumber kekayaan alamnya yang melimpah bikin para investor enggan berpaling dari kota ini.

"Pada tahun 2016, PT. Victory Internasional Futures resmi membuka cabang ke-22 di Pekanbaru. Alasannya, Kota Pekanbaru yang kian berkembang, baik dari sisi perdagangan, jasa maupun bisnis. Maka, kami hadir disini untuk meningkatkan perekonomian warga, khususnya Pekanbaru dan Bumi Melayu pada umumnya. Dua tahun berjalan, nasabahnya sudah cukup banyak," tutur pria berdarah Jawa, namun "numpang" lahir di Ranah Minang (Padang, red) dan kuliah di kota Medan.

Social Corporate

bakti sosial di Panti Asuhan Anugerah Kasih beberapa waktu lalu
Sebagai perusahaan yang bergelut dengan industri jasa keuangan, dua tahun berjalan, di tangan Beno PT Victory International tak saja sigap merambah nasabah, namun turut menjalin kebersamaan dan merawat bentuk kepedulian terhadap sesama sebagai salah satu bentuk tanggungjawab sosial perusahaan (social corporate). Hal itu ditunjukkan dengan ragam kegiatan kemanusiaan yang terkemas dalam bentuk bakti sosial (baksos) pada kaum marginal. Apa saja bentuknya?

"Setiap tahun, perusahaan menggelar baksos. Terutama menjelang momen tertentu. Seperti mendekati puasa di Bulan Ramadhan tahun lalu. Kami mengadakan buka puasa bersama sekaligus memberikan santunan kepada anak-anak Panti Asuhan Aisiyah. Sedangkan pada momen Natal nanti, kami juga mengadakan baksos, kali ini di Panti Asuhan Anugerah Kasih, karena momennya sesuai. Intinya, kami ingin berbagi," ucap alumnus pascasarjana Ekonomi, USU Medan itu.

Seluruh kegiatan melibatkan seluruh karyawan. Adapun bantuan diberikan diantaranya pemberian sembako dan santunan, kepada anak-anak panti asuhan yang berlokasi di Jalan Riau Ujung.

Pialang "Palugada"

Apa yang ditawarkan perusahaan, Beno haqqul yakin, warga Kota Bertuah cukup antusias. Banyaknya nasabah seiring berjalan waktunya membuktikan hal itu. Namun masalahnya, dunia pialang bukan hal populer bagi sebagian orang. Nah, bagaimana pria penyuka tepuk bulu (badminton, red) ini menyiasati?

"Sistem kerjanya semisal bertemu klien, kami akan memaparkan bagaimana peluang bisnis yang ditawarkan. Setelah nasabah mengerti sistem, nasabahnya bergabung. Tapi dengan catatan semisal perusahaannya harus legal. Berikutnya ada edukasi dengan memberikan semacam demo bagaimana bertransaksi atau jual beli. Transaksi itu bisa berupa mata uang, transaksi saham dan transaksi komoditi. Apapun keperluan nasabah, kami sediakan. Istilah gaulnya, Palugada (Apa Lu Mau Gua Ada, red)," terang Beno.

Lebih jauh, Beno mengabarkan perusahaan yang ia pimpin kerap memberikan edukasi, melakukan training center. Tujuannya agar nasabah mendapat benefit. "Kita akan melayani mereka (nasabah, red) 24 jam. Silahkan datang ke kantor kami Jalan Jenderal Nomor 42B, Labuh Baru, Pekanbaru," katanya.

Kini, apa yang tengah ia lakoni bukannya seroman menjentikkan jemari tangan. Ada saja tantangan. Apalagi jika urusannya duit. "Tantangan di Pekanbaru, salahsatunya banyak perusahaan ilegal, tak resmi terdaftar di BAPPEBTI (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi), yakni website resmi pemerintah untuk mengetahui sebuah perusahaan legal dan tak legal untuk perdagangan berjangka. Nah, yang tak terdaftar jangan sekali-sekali mendaftar. Kami sebagai wakil pialang, ada izin di BAPPEBTI, izin di bursa (ICDX), izin Indonesia Clearing House (ICH) dan kerjasama Perbankan di bawah jasa Otorias Jasa Keuangan (OJK). Jadi, nasabah tak perlu khawatir, PT Victory Internasional Futures resmi terdaftar," tegas Beno.

Adapun kala kondisi nilai tukar rupiah yang terkadang loyo melawan dolar, jangan dikira mereka yang berkutat di lantai bursa kelimpungan. Malah, tak jarang para pialang meraup laba. "Kalau mengacu ke rupiah melemah atau kuat, tidak selalu  berdampak. Karena produk yang diperdagangkan produk luar, justru kita bisa memanfaatkan kondisi demikian untuk mendapatkan benefit," cetus pria yang terpikat hebat akan pesona Negeri Sakura.

Konon, ia jatuh hati kali pertama pada Jepang saat menuruti hobi jalan-jalannya. "Negaranya rapi, bersih dan sangat disiplin. Segala sesuatunya tertata. Kalau kita jalan ke Jepang, kita gampang buang sampah begitu saja, kita akan malu, karena orang Jepang pasti langsung pungut, "kenangnya. Kalau sudah begitu, kira-kira apa gerangan yang perlu dirubah? Beno buru-buru menambahkan, mesti ada kesadaran pada tiap individu, alam perlu dijaga dan kebersihan itu mutlak!

Ke depan, Beno memahat harap, PT. Victory Internasional Futures terus berkembang baik. Artinya keberadaan perusahaan yang ia gawangi diharapkan turut memberi andil dalam meningkatkan ekonomi warga. Di sisi lain, perusahaan juga merajut kerjasama dengan dunia kampus negeri maupun swasta. "Barangkali ada kampus/universitas mengizinkan mahasiswanya magang, terutama dari Prodi Ekonomi, kami siap menampung. Saat ini kita ada kerjasama dengan swasta dan pemerintah. Tak hanya benefit ke klien, tapi juga ke mahasiswa. ke depan, selesai magang, jika pengen coba pengalaman di dunia pialang, boleh dilanjutkan untuk bekerja," tuturnya.

Beno bersama perusahaannya getol nian bicara transaksi bukan tanpa sebab. Ia ingin mengajarkan bahwa masyarakat, khusus Pekanbaru, usaha ini tak memerlukan modal banyak dan tempat untuk menghasilkan benefit besar. Ia mencontohkan, jika seseorang ingin buka usaha, harus ada lahan, karyawan dan biaya operasional seperti listrik. Saat bergabung dengan PT. Victory Internasional Futures, tiga hal itu dipangkas duluan. Hal dibutuhkan sebatas modal, selanjutnya tekad belajar buat mereguk keuntungan.

Terakhir, ada satu hal menggelitik di kepala mantan Jaka Dara Medan tersebut, kenapa karirnya bermuara di dunia jasa keuangan. Seakan membocorkan rahasia, Beno bilang ulah sebuah buku bacaan yang ditulis seorang  motivator andal. Konon, untuk mendapatkan uang banyak ada tiga jenis pekerjaan menjanjikan. Pertama, jadi artis. Kedua, asuransi. ketiga, pialang. Point pertama dan kedua, rasa-rasanya langsung tak langsung sudah disambangi. Moga di point ketiga, hepeng get hepeng kian dalam pelukan ya, Ben. (aag)

RIAU, PEKANBARU - Usai beberapa tahun berkecimpung di dunia Perbankan, Beni Susanto (40) justru seakan tak berselera mencapai puncak karir. Entah kenapa, Beno--begitu ia disapa--malah mengejar mimpi berikutnya dengan menceburkan diri ke dunia industri jasa keuangan, PT Victory Internasional Futures. Darisana, Beno mengajak warga Bumi Lancang Kuning, khususnya Kota Bertuah Pekanbaru memperbaiki perekonomian mereka. "Kalau dulu orang bilang human get money. Kalau kekinian alias jaman now, money get money," ungkapnya membuka cerita.

Post a Comment

Powered by Blogger.