PELALAWAN, LANGGAM - Bersempena peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke 23 yang jatuh pada tanggal 10 Agustus 2018. Propinsi Riau di percaya menjadi tuan rumah penyelenggaraan insan teknokrat nasional ini.
Bagi Kabupaten Pelalawan Hakteknas tahun menjadi momentum bagi negeri seiya sekata ini untuk mempromosikan diri kepada para pegiat teknologi nasional bahwa Pemerintah Kabupaten Pelalawan telah memposisikan diri sebagai bagian dari perkembangan Inovasi nasional, hak itu diwujudkan dengan program strategis yang digalakkan yaitu Pelalawan Inovatif, pembangunan kawasan tekno park di Langgam.
Momentum peringtan Hakteknas ini, Pemkab berkerja sama dengan Sekolah Tinggi Teknologi Pelalawan (ST2P), yang di dukung oleh Kementerian Perisdustrian (kemenperin) BPPT, , BPDPKS dan Bank Riau Kepri dan akademisi dan dunia usaha di sektor sawit melaksanakan seminar internasional yang bertempat di auditorium gedung II kampus Sekolah Tinggi Teknologi Pelalawan (ST2P) yang berada di kawasan Teknopark Kecamatan. Kamis (9/8/2018)
Hadir pada kesempatan itu, Sekretaris Kemenperin, DR Harris Munandar, tak hanya datang sendiri , namuan banyak pejabat dari pusat serta tokoh tokoh yang berkecimpung di dunia persawitan hadir di kawasan uatama yang dibangun oleh Pemkab Pelalawan untuk kemajuan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dan inovasi berkelas dunia yang ramah lingkungan.
Dari sejumlah nama hanya hadir itu diantara ada Dirjen, kelembagaan Iptek Dikti Kemeristekdikti RI, ada juga nama Dr Ir Gatot Dwiyanto M. Eng Teknologi yang menjabat Deputi Kepala BPPT Nidang Pengkajian Kebijakan, ada juga Direktur Pusat Pengkajian Industri Proses Energi (PPIPE) BPPT Dr Ir Ardiarso M.Sc yang datang bersama jajarannya
Ada juga tokoh tokoh persawitan diantaranya Dono Bustami (Direktur Utama Badan Pengelola Dana Sawit yang juga membawa jajarannya, Dedi Junaedi M.Sc (National Project Direkctor Sustainable Palm Oil Iniatif UNDP Indonesia, hadir juga Sahat Sinaga yang kesehariannya menjabat Wakil Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia, Dr Darmono (Ketua Masyarakat Perkelapa sawitan Indonesia), perwakilan Asosiasi Indusdtri Hilir dan Hulu Kepala Sawit, pimpinan perusahaan dan perwakilan PPKS Medan.
Sebuah kehormatan, di kampus ST2P hadir juga pakar persawitan dari negeri sakura diantaranya Direktur E Bio Advance Technology Jepan, Toshide Nakajima, Represntative Director Eco Supprt Co Ltd, Jepang, Yamamato Taizo, ada juga Guru besar Universitas Teknologi Malaysia Prof Ing Eko Suprianto. Serta beberapa rector dari perguruan tinggi negeri dan swasta dalam negeru, akademisi dan peneliti dan perekasa.
Kehadiran para orang orang yang berkompeten dan ahli di bidang persawitan itu guna menjadi pembicara di seminar internasional yang di gelar dalam rangka peringatan hari kebangkitan teknologi nasional ke 23 tahun 2018.
Seminar yang diikuti oleh mahasiswa, tokoh masyarakat, organisiasi kemasyarakatan, masyarakat persawitan dan organisasi profesi ini mengusung tema “Pencapaian industri sawit berkelanjutan dan berdaya saing global dengan teknologi, inovasi dan edukasi masyarakat persawitan”.
Pelaksanaan seminar internasional di Kampus ST2P itu merupakan bagian dari tekad Pemerintah Kabupaten Pelalawan untuk mempersembahkan daya upaya dan kontribusi negeri seiya sekata ini terhadap peningkatan daya saing dan kemajuan Indonesia.
Hari kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) yang diperingatai setiap tanggal 10 Agustus ini ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden RI nomor 71 tahun 1995, penetapan hari tersebut sebagai u[paya menanamkan kesadaran masyarakat terhadap nilai strategis peranan ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi dalam meningkataan kesejahteraan bangsa serta untuk menghargai prestasi dibidang iptek.
Peringatan Hakteknas ke 23 tahun 2018 ini dilaksanakan di Propinsi Riau tepatnya Kabupaten Pelalawan sebagai tuan rumah, harteknas kali ini dengan mengusung tagline “Inovasi Bangun Bangsa”, Propinsi Riau sebagai penyelenggara hakteknas tahun ini karena predikat negeri Melayu ini sebagai salah satu lumbung energy nasional penyangga utama kebutuhan panhgan di pulau Sumatera, khususnya sector perkebunan dan pertanian.
Di pilihnya Kampus ST2P sebagai tempat pelaksanaan seminar, karena kampus tersebut tepat berada di jantungnya kawasan tekno park Pelalawan, yang dibangun sebagai wujud komitmen Pemkab Pelalawan mensejahterakan masyarakat melalui jkomersialisasi riset dan teknologi kepala sawit. Dan sebagai wahana edukasi, pengembangan inovasi dan teknologi berbasis sawit.
“Di tempat kita berada saat ini, diatas kawasan teknopark Pelalawan, tekno park terluas di Indonesia dengan luas kawasan sebesar 3.754 hektar, dan menjadi satu dari lima tekno park percontohan di Indonesia, di salah satu zona teknopark ini dibangun sekolah tinggi untuk mempersiapkan tenaga skill untuk memenuhi kebutuhan industri saat ini dan masa mendatang,” kata Bupati Pelalawan HM Harris dalam sambutannya di pembukaan seminar Hakteknas ke 23 tahun 2018.
Dalam upaya mewujudkan visi dan misi teknopark Pelalawan, yaitu pembangunan berbasis masyarakat, dilakukan perberdayaan dan revitalisasi kebun sawit swadaya, langkah ini ditindak lanjuti dengan membangun berbagai pabrik terkait sebagai wujud kemandirian dan fungsionalisasi kawasan teknopark Pelalawan.
“Langkah langkah yang dilakukan diantaranya menghimpun petani swadaya dalam koperasi kemudian di korporatisasi sehingga lebih mudah dan efektif dalam menerapkan praktek budidayayang baik, dan terakhir membangun berbagai pabrik pengolah limbah dan pabrik ikutan sebagai sumber pendapatan koperasi,” imbuhnya
Seminar internasional dalam peringatan Harteknas menjadi kesinambungan program di Kawasan Teknopolitan. Bukan perkara mudah mewujudkan Kawasan Tekno Park dan proses pembangunannya. Komitmen yang kuat untuk menjalankan dan mewujudkan secara penuh.
"Kami sangat butuh dukungan pemerintah pusat dalam mewujudkan Kawasan Teknopolitan ini. Sebagai pusat pendidikan dan inovasi teknologi di bidang industri kepala sawit," tukasnya.
Dijelaskan, seminar ini diharapkan bisa menunjang 7 Program Strategis Pemerintah Daerah, yakni Pelalawan Inovatif. Menurutnya, sekitar 75 persen masyarakat Pelalawan menggantungkan hidup melalui perkebunan sawit. "Melalui seminar ini, petani kebun kita tidak hanya diharapkan menjadi pemilik dan pekerja kebun saja, tetapi bisa mandiri yang bukan hanya pemilik, namun bisa mengolah sendiri dan memasarkannya langsung," ujarnya.
Sebagai daerah dengan komoditas sawit unggulannya, dengan berbagai kendala dan permasalahan yang mengikuti dalam pengelolaannya, atas dasar itulah, tema perkelapasawitan dalam seminar internasional hakteknas ini dipilih dan diharapkan menjadi solusi cerdas untuk mencapai tujuan produktifitas optimal dari kebun sawit yang dikelola masyarakat, keinginan Pemkab Pelalawan untuk berbenah dan menjadikan sawit Pelalawan dikelola secara berkelanjutan sesuai ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) dan berbadaya saing tinggi guna mendukung pencapaian Sustanable Development
Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) mewakili Menteri Perindustrian (Menperin) Republik Indonesia, Harris Munandar, dalam sambutannya sekaligus secara resmi membuka seminar internasionlal dalam rangka Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas) ke-23 di auditorium ST2P, Langgam, Kamis (9/8) memapreasi gagasan Pemkab Pelalawan menggelar seminar internasional di kawasan Tekno Park Langgam.
Harris mengatakan bahwa pemerintah mendukung keberadaan Techno Park di Kabupaten Pelalawan. Ada beberapa hal menjadi patokan diantaranya, didirikan ST2P dikawasan Techno Park ini sangat membantu tumbuh kembangnya dunia pendidikan terutama di Dirjen Dikti.
"Pemerintah sangat mendukung ST2P Pelalawan, dia berperan membangun sumber daya manusia (SDM) khususnya, di kabupaten Pelalawan," ujarnya.
Apalagi, lanjutnya, ST2P berdiri megah dan kokoh di kawasan Techno Park. "Ini tentunya, sejalan. Jadi kita melihatnya bernilai ekonomis tinggi," tandasnya. (Advertoria/Apon)
Post a Comment