RIAU, PEKANBARU - Program Laku Pandai Bank Riau Kepri (BRK) yang seharusnya sudah bisa berjalan sejak Januari 2016 lalu, hingga kini hanya baru sekedar wacana saja akan peluncuran perdananya pada awal Mei nanti. Karena harus menunggu izin legal dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

Sebelumya ASBANDA (Asosiasi Bank Daerah) sudah lebih dulu merilis aplikasi program laku pandai berbiaya murah yang sudah digunakan oleh 14 BPD di Indonesia. Alasan kenapa BRK lebih memilih membeli aplikasi laku pandai dari perusahaan lain inilah yang dituding sebagai pemubaziran anggaran.

http://www.riaucitizen.com/search/label/Berita%20Pekanbaru
"ASBANDA mendorong perbankan daerah untuk menggunakan aplikasi laku pandai berbiaya murah, cuma untuk meminimalisir biaya yang saja kok. Kan sesuai dengan kebijakan Presiden RI pada Januari lalu", ujar Erzon, selaku pengurus ASBANDA melalui seluler, Selasa (5/4).

Sebelumnya, Presiden Republik Indonesia membuka petemuan Perwakilan Pelaku Industri Jasa Keuangan tahun 2016 yang berlangsung di Istana Pesiden pada Jumat (15/01). Pertemuan yang diprakarsai oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengundang Menko Perekonomian, Menteri BUMN, Menteri Dalam Negeri, Gubernur Bank Indonesia, seluruh Gubernur di Indonesia, seluruh Direktur Utama Bank Pembangunan Daerah (BPD), beberapa Direktur Utama Bank Nasional. Bahwa dalam penjelasannya dalam menghadapi persaingan MEA, BUMD harus dapat menerapkan efisiensi.

Dijelaskan lagi oleh Erzon, "apabila BPD menggunakan aplikasi dari ASBANDA, BPD tidak perlu investasi secara 'khusus', jadi hanya investasi secara infrastruktur. Karena aplikasi dari ASBANDA ini tidak perlu dibeli, seperti revenue sharing. Sebagian dari biaya tersebut akan diterima BPD dan sebagian oleh Investor yang menyediakan aplikasi. Jadi Bank ga perlu beli sendiri-sendiri, kan jauh lebih murah", terangnya.

Erzon menambahkan, "ASBANDA merilis aplikasi ini lebih lengkap, sudah tersedia internet banking, mobile banking, kerjasama merchant dan tentunya program laku pandai itu sendiri. Kan Bank Daerah mau bersaing dengan Bank nasional, tentu harus miliki tekonologi yang baik", ujarnya lagi.

Di Indonesia, 14 BPD sudah mengusulkan diri untuk menggunakan aplikasi laku pandai dari ASBANDA ini. 

"sudah 14 BPD yang mengajukan diri. Dan yang sudah resmi launching baru Bank Kaltim. Nanti menyusul Bank Kalteng, Sulteng dan Lampung. Dan jelang pertengahan tahun nanti Bank Jatim dan Papua sudah menyiapkan diri juga", tutupnya.(dow)

Program Laku Pandai Bank Riau Kepri (BRK) yang seharusnya sudah bisa berjalan sejak Januari 2016 lalu baru sekedar wacana saja akan menjalankan peluncuran perdananya pada awal Mei nanti. Karena harus menunggu izin legal dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sebelumya ASBANDA (Asosiasi Bank Daerah) sudah lebih dulu merilis aplikasi program laku pandai berbiaya murah yang sudah digunakan oleh 14 BPD di Indonesia. Alasan kenapa BRK lebih memilih membeli aplikasi laku pandai dari perusahaan lain inilah yang dituding sebagai pemubaziran anggaran.

Post a Comment

Powered by Blogger.