KEPULAUAN MERANTI, RIAUCITIZEN.COM - Sejumlah Warga Kabupaten Kepulauan Meranti,Riau menjadi korban penipuan bermodus ritual melipatgandakan uang. Hingga kini, kasus tersebut masih dalam proses penyelidikan dan pelaku sudah diamankan pihak Kepolisian.
Tak tanggung-tanggung para korban rugi hingga Puluhan Juta Rupiah, diketahui pelaku yakni Irwan (31) warga Desa Braja Yekti Kecamatan Braja Selebah dari Kabupaten Lampung Timur.
Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Z Pandra Arsyad melalui Kasatreskrim, AKP Antoni L Gaol mengatakan, Pelaku menjalankan aksinya di rumah kediaman M Arifin (53) di Jalan Sentosa Sei Kulu Tanjung RT 03 RW 02 Desa Tanjung Kecamatan Tebingtinggi Barat.
Kedok penipuan ini diketahui pihak Kepolisian setelah salah seorang korban, Saman Hudi (41) Warga Selatpanjang melaporkan pelaku, Warga Tionghoa ini dirugikan para pelaku dengan modus melipatgandakan uang hingga 30 Juta Rupiah.
Dari cerita Saman Hudi kepada penyidik Kepolisian, Pada Minggu (7/6/2015) pukul 15.00 WIB, Dia dihubungi oleh seorang yang bernama M Arifin (53). Waktu itu M Arifin memberitahukan kepada Saman Hudi bahwa ada orang yang bisa melipatgandakan uang dengan cara ritual sesajian. Saman Hudi sempat menjawab bahwa ia belum ada uang.
Meski begitu, M Arifin tak habis akal. Ia mengoda Saman Hudi untuk menggadaikan surat tanah guna mendapatkan uang. Di samping itu, M Arifin juga berusaha mencari dana, sebab menurut si pengganda uang, modal yang harus dikeluarkan Rp30 juta untuk dijadikan Rp7 Miliar.
Berselang tiga hari, tepatnya pada hari Rabu (10/6/2015) Saman Hudi kembali dihubungi M Arifin yang mana waktu itu M Arifin mengabarkan bahwa si pengganda uang telah berada di rumahnya. Mendengar hal tersebut, Saman Hudi bergegas ke rumah M Arifin dengan membawa uang Rp30 juta.
Setibanya di kediaman M Arifin, Saman Hudi langsung diperkenalkan dengan sipengganda uang bernama Iwan (31) warga Dusun IV RT 24 RW 10 Desa Braja Yekti Kecamatan Braja Selebah Kabupaten Lampung Timur.
Tak menunggu lama, Iwan langsung menjalankan modus penipuannya. Iwan mengatakan ke Saman Hudi bahwa untuk menggandakan uang tidak bisa menggunakan uang rupiah, melainkan harus uang dollar. Saat itu, Iwan mengatakan bahwa uang tersebut tidak jadi Rp7 miliar, melainkan Rp10 Miliar. Angka yang sangat fantastis, mendengar perkataan dari Iwan itu, Saman Hudi bergegas menukarkan uang rupiah untuk dijadikan uang dollar.
Setelah mendapatkan uang dollar itu, Saman Hudi kembali ke kediaman M Arifin untuk menemui Iwan dan menyerahkan uang untuk digandakan itu. Kemudian Iwan mengatakan bahwa ritual penggandaan uang akan dilakukan pada malam hari dengan syarat, uang harus dimasukkan dalam amplop berikut fotocopy KTP. Apabila ritual itu tidak berhasil, Iwan memberikan jaminan. Dimana dalam 3 bulan uang yang digandakan itu akan dikembalikan lagi dengan utuh.
Setelah pihak yang ingin menggandakan uang mengerti, selanjutnya ritual tersebut dilakukan dalam kamar di rumah M Arifin. Setelah ritual selesai, kemudian pelaku keluar dan meminta M Arifin untuk mengunci pintu dengan gembok dan tidak membukanya sebelum mendapat izin dari Irwan.
Penantian panjang pun dilalui Saman Hudi. Setibanya waktu yang ditentukan, pintu kamar dibuka. Saman Hudi terkejut bukan main. Bukannya uang Rp10 Miliar yang ia dapatkan, melainkan amplop yang berisi uang hanya tersisa fotocopy KTP.
Tanpa pikir panjang, Saman Hudi langsung melaporkan Irwan ke polisi karena merasa telah menjadi korban penipuan.
Rupanya, bukan saja Saman Hudi yang menjadi korban penipuan. Warga lain atas nama Sihabudin (40) warga RT 01 RW 03 Kelurahan Tebingtinggi, Hasan wargaJalan Sentosa Maini Tanjung RT 03 RW 02 Desa Tanjung Kecamatan Tebingtinggi Barat Kabupaten Kepulauan Meranti, dan M Arifin pun menjadi salah satu korban. Sihabuddin mengalamani kerugian Rp28.500.000,-, dan Hasan Rp7 juta.
Mendapat laporan itu, pihak kepolisian langsung memburu pelaku dan berhasil mengamankan barang bukti berupa, satu buah amplop yang berisikan KTP korban atas nama Saman Hudi, satu buah gelas yg berisikan air, satu buah gelas yang berisikan dupa, satu buah kotak dupa, dan satu gembok dan kunci.(dow/rtc)
Post a Comment