PEKANBARU, MARPOYAN DAMAI - Kerumunan warga terlihat di Gedung Guru Jalan Rambutan dan Masjid Raya Nurul Salam Jalan Taman Sari, Pekanbaru, Jumat (30/7/2021). Masyarakat telah berkumpul sejak pukul enam pagi untuk mendapatkan vaksin sesuai pemberitahuan dari surat Walikota Pekanbaru Nomor 2547/STP/SEKR/VII/2021. Tapi faktanya, warga ditolak dengan alasan tak membawa surat undangan resmi dari RT/RW/Lurah setempat.

Padahal, di dalam surat yang ditujukan kepada Gubernur Riau tersebut ditulis bahwa vaksinasi massal itu terbuka untuk umum dan tidak ada disebutkan syarat administrasi khusus yang harus dibawa. Hal ini tentu membuat warga berang, mereka meneriaki petugas sembari mengacungkan handphone untuk menunjukkan surat dari Walikota.

Seorang petugas berseragam Satpol PP, Iwan, terlihat berusaha menenangkan kerumunan warga yang protes.

"Iya, bapak-bapak, ibu-ibu, mohon tenang ya, tenang. Jaga jarak, tolong," ujarnya.

Petugas kemudian menjelaskan bahwa vaksinasi massal tersebut merupakan vaksinasi khusus karena kuota terbatas, oleh karena itu perlu menunjukkan bukti surat undangan dari RT/RW/Lurah setempat.

"Apa pula ni, di infonya nggak ada disuruh bawa surat undangan, ini Walikota loh yang tanda tangani!" teriak seorang laki-laki dari dalam kerumunan.

Suara-suara protes dan kecewa bertubi-tubi dilontarkan warga, dua petugas yang mencoba memberikan penjelasan terlihat kewalahan. Namun petugas tetap bersikeras bahwa warga perlu membawa undangan, sehingga mau tak mau sebagian besar warga membubarkan diri.

"Ada-ada kelakuan Walikota satu ni, geram aku," kata Yeni, warga Jalan Pesantren, Kulim, yang mengaku bahkan tidak memasak sarapan untuk anaknya karena mengejar vaksinasi massal. "Di surat isinya apa, di lapangan kondisinya beda," gerutunya.

Senada dengan Yeni, Ita, warga lain yang beralamat di Jalan Purwodadi, Panam, juga merasa jengkel luar biasa. Ita mengaku sudah mencari vaksin sejak bulan Juni, namun tak kunjung mendapatkan hasil. Ia sudah ke RS Madani tapi vaksin habis, ke RS Bhayangkara selalu kehabisan kuota, ke kelurahan dioper ke bus vaksin, ke bus vaksin ditolak karena prioritas untuk vaksinasi kedua.

"Ya Allah, kasihlah hidayah untuk Walikota kami ni!" serunya kesal.(dow)

Post a Comment

Powered by Blogger.