RIAU, PEKANBARU - Wakil Ketua Umum DPP Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), HM Jusuf Rizal, menanggapi serius rencana PT RAPP mendatangkan 1.500 orang tenaga kerja asing untuk pembangunan pabrik di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Ia mendesak pemerintah menolak tenaga kerja asing tersebut.

"Sebagai Waketum KSPSI saya meminta pemerintah menolak permintaan untuk memakai tenaga kerja asal Tiongkok tersebut, karena ini dapat merugikan bangsa," tegas Jusuf Rizal, kepada Wartawan Minggu (25/2/2018).

Jusuf Rizal juga meminta kepada pemerintah untuk meminta kepada investor, jika ingin investasi membangun industri di Indonesia mendahulukan tenaga lerja lokal, sesuai konpetensinya.

"Saya juga mendesak menteri tenaga kerja untuk memperketat masuknya tenaga kerja asing yang tidak memiliki kompetensi," tegasnya.

Seperti diberitakan, Kadis Naker Provinsi Riau, Rasidin Siregar, mengatakan saat ini PT RAPP mengajukan 1.500 orang tenaga kerja asing ke PT RAPP dalam rangka pembangunan pabrik tekstil di Kota Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan.

Sementara Kasi Wasdakim Kantor Imigrasi Pekanbaru, Oky Drajat, mengatakan, hingga tanggal 22 Februari lalu PT RAPP berencana akan memasukkan 200 orang tenaga kerja asing asal Tiongkok. Dari junlah tersebut, saat ini sudah masuk 80 orang.

Selain 200 TKA asal Tiongkok tersebut ada juga dari negara lain, seperti Amerika 31 orang, Finlandia 21 orang, serta dari negara lainnya seperti Korea, Malaysia, Philipina dan lainnya.(dow)

Wakil Ketua Umum DPP Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), HM Jusuf Rizal, menanggapi serius rencana PT RAPP mendatangkan 1.500 orang tenaga kerja asing untuk pembangunan pabrik di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Ia mendesak pemerintah menolak tenaga kerja asing tersebut. "Sebagai Waketum KSPSI saya meminta pemerintah menolak permintaan untuk memakai tenaga kerja asal Tiongkok tersebut, karena ini dapat merugikan bangsa," tegas Jusuf Rizal, kepada Wartawan Minggu (25/2/2018).

Post a Comment

Powered by Blogger.