RIAU, PEKANBARU - Koalisi Partai Gerindra-PKB, Sabtu sore (20/1/18), meresmikan Posko Pemenangan Lukman Edy-Hardianto menjadi Gubernur Riau dan Wakil Gubernur Riau periode 2018-2023.
Peresmian Posko Pemenangan yang diberi nama Posko Riau Bangkit untuk gubernur dan wakil gubernur zaman now ini dihadiri Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Gerindra Andre Rosiade, mantan Wakil Bupati Rokan Hulu (Rohul) yang juga pengurus DPW PKB Hafith Sukri serta 500-an simpatisan dan relawan LE-Hardianto.
Hafith Sukri dalam sambutannya menyatakan, majunya LE-Hardianto sebagai pasangan calon (paslon) prosesnya jika diibaratkan orang nikah adalah melalui kawin paksa. Tanpa proses pacaran lebih dahulu. LE tidak begitu kenal dengan Hardianto yang kini tercatat sebagai anggota DPRD Riau.
"Ini lebih baik. Dibandingkan lama pacaran, pas sudah nikah nanti akhirnya cerai," tuturnya.
Kandidat Gubernur Riau Lukman Edy dalam sambutannya menyatakan apa yang disampaikan Hafith Sukri tidak sepenuhnya benar. "Sebenarnya saya sudah lama kenal dengan Hardianto ini. Dulu saya pernah memimpin Forkom Hipemari. Pelanjut estafetnya adalah Hardianto," tuturnya.
LE menambahkan, kami tidak lagi korban "kawin paksa" tapi sudah saling "cinta". Pandangan politik demi kemajuan Riau LE-Hardianto sama.
Majunya LE dan Hardianto bukannya tanpa pengorbanan. Untuk maju sebagai Paslon di Pilkada Riau mereka harus mundur sebagai anggota legislatif. "Saya mundur sebagai anggota DPR RI sementara Hardianto juga mesti mundur sebagai anggota DPRD Riau," ucapnya.
Keinginan mereka maju tidak lain untuk memperbaiki kondisi Riau yang saat ini terpuruk dari pertumbuhan ekonomi. Padahal sebelumnya pertumbuhan ekonomi Riau sempat di atas rata rata pertumbuhan ekonomi nasional.
"Yang cukup memprihatinkan, ada ribuan pegawai honorer tidak juga diangkat menjadi pegawai negeri tetap," tukas mantan Menteri Pemberdayaan Desa Tertinggal (PDT) ini.(dow)
Post a Comment