BERITA RIAU, SIAK - Harga minyak dunia yang anjlok benar-benar membuat risau. Berbagai proyek pembangunan yang sudah dirancang jauh-jauh hari terancam tersendat, sebab adanya rasionalisasi anggaran.

http://www.riaucitizen.com/search/label/Berita%20Siak
Termasuk Pemerintah Daerah Siak yang selama ini bergantung pada Dana Bagi Hasil (DBH) Migas. Akibat anjloknya harga minyak di pasaran dunia berakibat pada berkurangnya APBD 2016 yang sudah disahkan DPRD Siak. Anggaran yang disetujui senilai Rp 2,5 triliun, terpaksa dipotong Rp 500 miliar imbas harga minyak hingga USD 30 per barel.  

Tak hanya itu, anjloknya harga minyak dunia mengancam kelangsungan perusahaan milik Pemerintah kabupaten Siak yang memproduksi minyak mentah yang berada di Kecamatan Dayun, PT Badan Operasi Bersama (BOB) Bumi Siak Pusako (BSP)-Pertamina Hulu.

Bahkan Asisten II Setda Kabupaten Siak Bidang Perekonomian, Syafilenti saat gelar Musyawarah Rencana kerja pembangunan (musrembang) Kecamatan Siak tahun 2016, Selasa (16/02/2016). “Hal ini membuat Migas sangat memprihatinkan, sehingga BSP hampir goyang ,” katanya.

Sambung Syafilenti jika harga minyak dan gas (migas) 30 dolar perbarel masih bertahan sepanjang tahun bukan tidak mungkin BSP bankrut. “Jika masih dalam kondisi ini selama 12 bulan (PT BSP) akan bangkrut," ujar Syafilenti.

Untuk itu Syafilenti berharap agar desa-desa tidak terlalu berharap dengan APBD. Karena sebab harga minyak dunia yang anjlok, membuat anggaran terpaksa dirasionalisasi.


Sebelumnya Bupati Siak, Syamsuar juga pernah menyebutkan Pemda terpaksa melakukan rasionalisasi anggaran di setiap satuan kerja dengan menghapus program-program yang dinilai tidak prioritas dan penghapusan makan disetiap SKPD dan pemotongan anggaran disetiap SKPD.

Sehingga untuk tahun 2016, BOB hanya berani menargetkan Rp24 miliar untuk Pemkab Siak. Tahun 2015 lalu sebanyak  Rp 55 miliar. Padahal tahun 2014 lebih Rp 150 miliar untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) Siak. “Mau tak mau, kondisi ini harus disikapi dengan bijaksana. Kita tak bisa berbuat banyak, tapi terus berupaya melobi pusat agar DAK dan DAU kita lebih besar dari tahun sebelumnya," terang Syamsuar.


Sedangkan tentang kabar PHK karyawan di PT Bumi Siak Pusako, Syamsuar belum ada terima laporan. Hanya saja dirinya tak menampik kemungkinan adanya langkah efisiensi yang dilakukan BUMD tersebut. "Kami berharap harga minyak tidak memburuk terus. Dengan demikian perusahaan masih bisa berfikir langkah lain, selain mem-PHK karyawan," sambungnya.(dow/ber)

Harga minyak dunia yang anjlok benar-benar membuat risau. Berbagai proyek pembangunan yang sudah dirancang jauh-jauh hari terancam tersendat, sebab adanya rasionalisasi anggaran.

Post a Comment

Powered by Blogger.