BERITA RIAU, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI, Azhar Romli menyesalkan banyak Perguruan Tinggi Negeri (PTN) menerapkan uang pangkal dan semester yang begitu mahal bagi calon mahasiswa kedokteran.

http://www.riaucitizen.com/
Selain itu, ada oknum pengelola PTN dan oknum Kementerian Kesehatan melakukan pungutan liar kepada dokter umum yang ingin mengambil spesialis lewat Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).

Dia mengaku terkejut ketika mendengar honor peserta PPDS yang tengah magang di rumah sakit umum daerah (RSUD) sebesar Rp 5 juta per bulan diduga dipotong sebagian, bahkan tidak dibayarkan oleh oknum Kemenkes setempat.

Termasuk keluhan mahalnya uang pendidikan dokter spesialis yang diminta pengelola PTN kepada dokter umum yang ingin mengambil spesialis.

Yakni, antara Rp300 juta hingga Rp500 juta, dengan alasan untuk pembangunan fakultas kedokteran dan biaya operasional lainnya.

"Pemotongan honor itu adalah Pungli. DPR memang belum ada bukti. Tapi bukan berarti kami tidak menanggapi serius. Karena itu, diharapkan kepada masyarakat agar melapor ke DPR jika mengetahui praktik itu," kata Azhar dalam keterangan yang diterima, Minggu (17/1/2016).

Lebih lanjut Azhar menegaskan pihaknya akan meminta Menteri Kesehatan untuk menindak tegas oknum pemotong honor peserta PPDS.

Anggota Komisi IX DPR RI, Azhar Romli menyesalkan banyak Perguruan Tinggi Negeri (PTN) menerapkan uang pangkal dan semester yang begitu mahal bagi calon mahasiswa kedokteran. Selain itu, ada oknum pengelola PTN dan oknum Kementerian Kesehatan melakukan pungutan liar kepada dokter umum yang ingin mengambil spesialis lewat Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). Dia mengaku terkejut ketika mendengar honor peserta PPDS yang tengah magang di rumah sakit umum daerah (RSUD) sebesar Rp 5 juta per bulan diduga dipotong sebagian, bahkan tidak dibayarkan oleh oknum Kemenkes setempat.

Post a Comment

Powered by Blogger.