BERITA RIAU, PEKANBARU - Jumlah warga Pekanbaru yang terjangkit penyakit HIV/AIDS terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berdasarkan data kumulatif pada triwulan pertama rentang Januari-Maret 2015 saja terdata sebanyak 1.391 kasus HIV/AIDS.

Pernyataan itu disampaikan Kepala Bidang Pengendalian Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Gustiyanti SKM MKes pada Wartawan Kamis (1/9/2015).

"Di Kota Pekanbaru data kumulatif HIV 717 kasus meninggal dunia 10 orang. Sedangkan AIDS ada 674 kasus dan yang meninggal dunia 158 orang," kata Yanti.

Lebih lanjut Yanti menyampaikan, tingginya kasus HIV/AIDS pada triwulan pertama berdasarkan jenis kelamin tahun 2015 ini didominasi oleh kaum hawa dengan persentasi 55 persen atau 409 kasus dan laki-laki dengan persentase 45 persen atau 309 kasus.

"Karena penyakit HIV/AIDS ini seperti fenomena gunung es yang berbanding terbalik. Maksudnya, jika setiap tahunnya bertambah, maka kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri apakah seseorang itu terkena virus HIV/AIDS atau tidak artinya pelayanan puskesmas atau rumah sakit sudah semakin bagus. Karena setiap orang pasti tidak tahu, siapa saja yang mengidap HIV/AIDS. Nah, dengan adanya data valid tadi itulah penilaian puskesmas bisa dikatakan berjalan sesuai harapan," jelasnya.

Di samping itu upaya Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru untuk penderita HIV/AIDS, pihaknya juga menyediakan sarana pelayanan kesehatan semisal pelayanan konseling di 20 puskemas yang ada di Kota Pekanbaru.

"Jadi masyarakat tak perlu malu untuk melakukan tes kesehatan terkait HIV/AIDS ini, karena puskesmas selain melayani konseling juga menyediakan alat rapid tes yang berguna untuk memeriksakan apakah seseorang itu terkena HIV/AIDS atau tidak," katanya lagi.

Berdasarkan pada kelompok risiko HIV/AIDS, heteroseksual berada pada tingkatan paling tinggi yakni HIV 564 kasus dan AIDS 505 kasus. Kelompok risiko heteroseksual ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan pemakaian jarum suntik, tatto, dan golongan penyuka sesama jenis.

"Kenapa kasus heteroseksual pada angka paling tinggi? Itu umumnya terjadi pada laki-laki yang suka melakukan hubungan seks lebih dari satu pasangan, baik dengan laki-laki atau perempuan," katanya.

"Namun demikian, akhir-akhir ini kasus HIV/AIDS yang paling marak terjadi pada kaum perempuan yaitu penularan melalui ibu hamil ke bayinya. Jadi setiap ibu hamil yang memeriksakan diri ke puskesmas wajib diberlakukan tes HIV/AIDS. Karena itu juga merupakan upaya Dinas Kesehatan melakukan penjaringan terhadap masyarakat yang memang berisiko untuk terjangkitnya HIV/AIDS," sambung Yanti.

Selain itu, kata dia, dengan terdatanya ribuan kasus HIV/AIDS yang ada di Kota Pekanbaru, artinya penting bagi seluruh lapisan masyarakat menyadari kesehatan itu mahal dan sangat berharga dan semakin tinggi kasus penyakit menular ini setiap tahunnya, maka semakin tinggi pula tingkat kesadaran individu terhadap kesehatan, khususnya HIV/AIDS.

"Jadi jangan jauhi atau mendiskriminasi penderita HIV/AIDS. Karena tidak semua penderita HIV/AIDS terjangkit lewat hubungan seks," tutup Yanti.(dow/tbp)

Post a Comment

Powered by Blogger.