RiauCitizen.com, Budaya - Meski upacara peringatan detik-detik proklamasi HUT ke-70 Republik Indonesia pada 17 Agustus 2015 yang dipimpin Penjabat Walikota Dumai Arlizman Agus, di Halaman Kantor Walikota Dumai, Jalan Perwira, Kelurahan Bagan Besar, Kecamatan Bukit Kapur, barlangsung khidmat, tapi terlihat banyak bangku undangan di VIP kosong.
Kuat dugaan banyaknya bangku kosong di VIP itu terkait ribuan undangan yang di sebar Pemerintah Kota Dumai tanpa ada yang menandatangani Penjabat Walikota Dumai Arlizman Agus maupun Sekretaris Kota Dumai Said Mustafa. Bahkan masalah undangan tanpa teken itu juga menjadi perbincangan tamu undangan di upacara tersebut.
Tak hanya itu saja, Mantan Walikota Dumai, Khairul Anwar juga tidak nampak hadir dalam Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi itu. Menurut informasi yang diterima, ketidak hadiran mantan orang nomor satu di Kota Dumai ini mengenai kondisi kesehatan yang belum sehat sehingga tidak memungkinkan untuk bisa hadir.
Sedangkan mantan petinggi Kota Dumai sudi menghadiri acara momentum nasional ini diantaranya, Mantan Walikota Dumai Zulkifli As dan Mantan Wakil Walikota Dumai Agus Widayat. Selain mantan pejabat, pada kesempatan itu hadir sejumlah pejabat daerah, Forkompinda dan sejumlah pejabat di lingkungan Pemko Dumai.
Beberapa pejabat yang berhasil ditemui dan dimintai tanggapannya mengatakan, jangan mempersoalkan masalah tidak ada yang meneken. Menurutnya, kemungkinan panitia penyelenggara kurang teliti dalam konsep undangan itu. Yang jelas, upacara peringatan detik-detik proklamasi HUT ke-70 RI berlangsung tertib dan khidmat.
"Gak usaha dibesar-besarkan masalah undangan tanpa teken itu. Cukup sekali ini saja kesalahan administrasi terjadi, kedepan jangan sampai terulang kembali. Sebab, undangan resmi ini menyakut kegiatan tahunan dan momen nasional. Kalau terulang kembali bisa kacau," cetus pejabat eselon III ini yang enggan namanya disebutkan.
Sementara Penjabat Walikota Dumai Arlizman Agus, menyampaikan sambutan Plt Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, yang menyebut tema, ayo kerja, gerakan nasional, ayo kerja untuk membangun Indonesia merdeka.
Tema ini mengajak semua pihak untuk bekerja, saling bergotong royong dan bahu membahu dengan semangat persatuan untuk membangun negara tercinta, demi terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera dan berkeadilan serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Lahirnya gerakan ayo kerja dijadikan pemicu pemerintah dan masyarakat untuk membangun Indonesia yang lebih baik. Gerakan nasional ayo kerja, merupakan gerakan revolusi praktis, dari cara berfikir.
Revolusi pola pikir dan revolusi mental bagi masyarakat luas dan penyelenggara negara, agar memiliki tanggung jawab moral membangun konstitusional untuk bekerja jujur melayani rakyat sebaik-baiknya.
Pada tanggal 9 Agustus yang lalu, dirayakan hari ulang tahun Provinsi Riau yang ke-58 dan 17 Agustus memperingati HUT RI ke-70, dua momen penting ini memiliki kesamaan, kebebasan dan kemerdekaan. Merdeka dan bebas dari segala bentuk penjajahan bangsa asing, bebas dari keterbelakangan kemiskinan dan membangun negeri tanpa campur tangan bangsa lain. (dow/rtc)
Post a Comment