RIAU, PEKANBARU - Bersampena peringatan hari gajah se-Dunia, Humas World Wide Life Fund (WWF) Program Riau, Syamsidar Senin (13/8/18) mengatakan habitat gajah (elephas maximus sumatrae) di Riau semakin terancam akibat maraknya pembukaan lahan secara besar-besaran.

Hingga saat ini, tambah Syamsidar, konflik gajah dan manusia masih terjadi di Riau. Diperkirakan habitat gajah di Riau kini tersisa antara 300 hingga 330 ekor. 

"Hasil analisis kawan-kawan, populasi gajah di Riau semakin menurun. Hasil pengamatan dari lapangan, sudah menurun tajam, seperti di kawasan Teasonilo. Konflik cukup tinggi dan sangat signifikan memengaruhi populasi gajah,” kata Sammy.

"Jumlah gajah di Tesso Nilo hanya sekitar 147 ekor saja. Jumlah itu berdasarkan analisis DNA kerjasama Wwf, Balai Taman Nasional Tesso Nilo dan Lembaga Eijkman," terangnya.

Menurut Sammy, terjadi penurunan jumlah kematian gajah yang diakibatkan konflik demgan manusia di kurun waktu 2014-2016. Tahun 2014, jumlah gajah mati sebanyak 24 ekor. Tahun 2015 menurun hanya sebanyak 10 ekor. Tahun 2016 kembali turun hanya 4 ekor saja gajah yang mati.

"Turunnya jumlah kematian gajah sumatera selain  kampanye penyelamatan gajah yang terus dilakukan berbagai stakeholder juga sosialisasi pengusiran gajah yang masuk ke kawasan perumahan oleh teman teman WWF kepada masyarakat," terangnya.(dow)

source : beritariau

RIAU, PEKANBARU - Bersampena peringatan hari gajah se-Dunia, Humas World Wide Life Fund (WWF) Program Riau, Syamsidar Senin (13/8/18) mengatakan habitat gajah (elephas maximus sumatrae) di Riau semakin terancam akibat maraknya pembukaan lahan secara besar-besaran. Hingga saat ini, tambah Syamsidar, konflik gajah dan manusia masih terjadi di Riau. Diperkirakan habitat gajah di Riau kini tersisa antara 300 hingga 330 ekor.

Post a Comment

Powered by Blogger.