RIAU, PEKANBARU - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Riau mengharapkan penyertaan modal besar yang dititipkan kepada Bank Riau Kepri harus bisa memberi kontribusi membangun percepatan pertumbuhan ekonomi kerakyatan.
"Kami sepakati penyertaan modal untuk Bank Riau Kepri, untuk itu kami minta BRK pastikan kontribusi atas penyertaan modal itu untuk sebesar-besarnya dalam membangun pertumbuhan ekonomi masyarakat Riau," sebut Sekretaris Komisi III DPRD Riau, Suhardiman Amby Rabu (14/3)
Suhardiman menambahkan, BRK lalai dalam menggarap sektor-sektor ekonomi masyarakat yang ada. Malah melirik sektor yang sudah dikerjakan Bank lain, jelasnya.
Berdasarkan data kinerja Bank Riau Kepri tahun 2017 yang baru dirilis dan dipublikasikan di salah satu media cetak lokal, Senin (12/3) menerangkan pembukuan laba Bank Riau Kepri hanya meningkat 0,34 persen dari Rp.452.855 Miliar di tahun 2016 menjadi Rp. 454.395 Miliar di tahun 2017.
Dengan kenaikan cuma Rp. 1.54 Miliar dari tahun 2016. Tentu hal ini menunjukkan buruknya kinerja dan target yang dicapai dari manajemen Bank kebanggaan masyarakat Riau dan Kepri ini.
Suhardiman kembali menghimbau kepada Bank Pelat Merah ini untuk berkontribusi dalam menggarap potensi Dana Pihak Ketiga (DPK) dari sisi Tabungan dan Giro, bukan Deposito (dana mahal, red) yang selama ini digadang-gadangkan sebagai pencapaian prestasi yang luar biasa dari Manajemen BRK.
"jangan tipu masyarakat kita dengan besarnya pertumbuhan kredit yang hampir Rp. 4 Triliun itu. Semuanya kan Deposito, itu dana mahal bunganya besar massyarakat kita ga bisa pakai", pungkas politisi Hanura ini.
Untuk diketahui, jika Bank memperoleh Deposito “dana mahal”, maka serapan sektor usaha juga agak sedikit terhambat. Namun, jika bank memiliki “dana murah”, maka dunia usaha akan mudah mengakses dana bank. Jadi di sinilah kira-kira letak kerugian yang ditanggung masyarakat jika dana korporasi disimpan dalam bentuk deposito.(gsp)
Post a Comment