BERITA RIAU, SIAK - Musim tanam padi telah tiba, akan tetapi para petani di Kabupaten Siak gelisah, galau, dan merana (Gegana) untuk mendapatkan sumber air karena saat ini musim kemarau yang mengakibatkan keringnya sumber air untuk bercocok tanam.
Selain itu sumber air yang selalu menjadi idola adalah air sungai siak, ternyata sudah tidak bisa lagi diidolakan karena airnya sudah asin. Selasa (6/10/15), kegalauan itu diungkapkan Kepala Dinas Pertanian Siak Rubiati, kepada awak media bahwa saat ini masyarakat petani padi sangat sulit mendapatkan sumber air, dan terpaksa memikirkan bagai mana cara untuk tetap memanfaatkan air sungai siak yang asin.
"Dimusim tanam ini, saya dan para petani serta PPL pertanian bekerjakeras untuk memikirkan tetap melakukan penanaman padi. Tentunya dengan tatap memanfaatkan air sungai Siak yang sudah asin saat ini, dengan cara-cara yang baik agar bisa tetap menanam," ujarnya.
Selain itu dikatakan Rubiati, bahwa biasanya petani padi menanam dengan menggunakan alat transplanter tetapi saat ini terpaksa dilakukan dengan cara manual. Tentunya dengan cara manual akan memakan waktu lama, dan kerja yang cukup membutuhkan tenaga ekstra.Dari 4675 Hektar (ha) lahan padi yang tersedia baru sekitar 600 ha yang sudah dan mulai ditanam.
Para petani menanam padi, dengan menggunakan sumber air yang dipompa-pompa kecil ke sawah agar bisa melakukan penanaman.
"Walaupun demikian, kita terus berupaya agar para petani padi kita tidak surut untuk menanam padi agar pasokan padi dapat dipertahankan," tambah Rubiati.
Sementara itu, pompanisasi yang dibangun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Siak setahun yang lalu hingga kini belum selesai karena adanya kesalahan dari pihak kontraktor yang membangun pompanisasi tersebut.(dow/rtm)
Post a Comment