BERITA RIAU, SIAK - Bupati Siak, Syamsuar, menumpahkan unek-uneknya pada rapat koordinasi dan supervisi sektor migas yang ditaja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kemneterian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di balai serindit komplek rumah dinas Gubernur Riau di kawasan jalan Gadjah Mada Pekanbaru Kamis (17/3).

http://www.riaucitizen.com/search/label/Berita%20Siak
Tapi dia nampak kecewa lantaran Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) masih ngambang ngasi solusi terkait sumber gas yang bakal dipakai oleh Badan Operasional Bersama- Bumi Siak Pusako (BOB-BSP) - Pertamina Hulu. “Tadinya saya sangat berharap ada solusi kongkrit. Sebab kebijakan ada di tangan SKK Migas,” katanya.    

Di sesi tanya jawab yang digelar panitia, Syamsuar mempertanyakan soal sumber gas yang bisa dipakai untuk mengoperasikan sejumlah turbin di BOB-BSP-Pertamina Hulu. Sebab sampai sekarang hanya 4 turbin yang bisa hidup dari 6 turbin yang ada.

Begitu juga dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin dan Gas (PLTMG) yang ada di Rawa Minyak Sungai Apit. Dari 14 pembangkit yang ada, cuma dua yang bisa hidup. Belum lagi persoalan izin pengeboran cadangan minyak di kawasan Suaka Marga Satwa Danau Zamrud yang mencapai 55 juta barrel itu.

“Inikan permasalahan yang sangat serius. Ketika perusahaan daerah kita sudah investasi untuk membikin turbin, gas tak cukup. Begitu juga dengan PLTMG. Saya sangat berharap ada solusi untuk ini,” kata Syamsuar dalam sesi tanya jawab yang dibikin panitia.

Wakil Kepala SKK Migas, M.I.Zikrullah, menyebut bahwa tadinya gas untuk BOB-BSP-Pertamina Hulu bisa disuplay dari PT Energi Mega Persada (EMP). Tapi gasnya kurang. “Kemudian dicoba dari Petro Selat, ternyata ada persoalan jaringan pipa. Tapi kita punya alternatif lain kok. Kita akan coba ambil dari bawah,” katanya tanpa merinci dari bawah mana.

Lantas soal listrik, SKK Migas kata Zikrullah memberikan perhatian khusus. “Ini kita prioritaskan. Tapi lagi-lagi itu tadi, EMP masih kesulitan menambah produksi. Yang baru bisa disuplay hanya sekitar 1,8 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD). Sementara kita butuh 5-6 MMSCFD,” katanya.

Dirjen Migas, Wiradmaja juga mengatakan hal yang sama soal listrik tadi. Dia malah meminta supaya Bupati Siak segera mengirim kepala dinas untuk diskusi lebih detil. “Yang akan didiskusikan itu bukan cuma yang sedang digarap sekarang, tapi untuk yang lima tahun ke depan. Biar bisa kita siapkan gas dan infrastrukturnya,” katanya.(sia03)

Bupati Siak, Syamsuar, menumpahkan unek-uneknya pada rapat koordinasi dan supervisi sektor migas yang ditaja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kemneterian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di balai serindit komplek rumah dinas Gubernur Riau di kawasan jalan Gadjah Mada Pekanbaru Kamis (17/3).

Post a Comment

Powered by Blogger.